Lihat ke Halaman Asli

Usia Produktif: Ekspektasi, Harapan, dan Kenyataan di Dunia Kerja

Diperbarui: 9 Agustus 2016   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pruproteksi.blogspot.com

Salah satu tantangan menjadi anak muda adalah ketika telah di hadapkan dengan dunia kerja, dimana mental kita tidak bisa lagi jadi mental tempe. Harus pasang badan dan sabar ketika kerjaan tak kunjung mampir. Bukan hanya itu, persaingan di dunia kerja seperti memperebutkan emas diujung monas alias posisi kerjaannya hanya satu tapi peminatnya banyak. Kejam? ya, semua tidak ada yang instan dan saya sering dapat petuah "kalau mau berhasil ya usaha"  yang sepetinya itu sudah menjadi makanan setiap hari karena diingetin berkali-kali.  Jaman sekarang kerja bukan hanya membutuhkan graduate tinggi tapi juga mereka yang punya ambisi dan skill. Tentunya itu akan menambah nilai plus dalam melamar pekerjaan, bahkan usia produktif seperti saya seharusnya sudah mulai merambah dunia kerja sedari semester 6. Nah, kenapa sih? karena Curriculum Vitae bukan hanya sekedar nama dan biografi, seiring berkembangnya demografi yang berarti semakin banyaknya usia produktif maka pengalaman kerja harus selalu di asah. Kalau kata orang-orang yang udah sukses di dunia kerja biar CV kamu engga kopong-kopong amat. Lain lagi dengan mereka yang memang punya skill bawaan, ada keahlian yang sudah mereka asah dan menjadi nilai plus mereka meraih sukses di dunia kerja. Apalagi untuk teman-teman saya yang laki-laki, mereka calon-calon pencari nafkah dan harus berjuang untuk mendapat pekerjaan tetap. Persaingannya tentu lebih ketat, seleksi lebih detail  karena hanya yang mau berusaha dan niat pasti akan dapat kerjaan yang diimpikan.  Tapi, karena saking banyaknya usia produktif termasuk diri saya sendiri bagaimana sih caranya supaya mental kita terbentuk dan menemukan passion yang ada di diri kita.

  • Ikut workshop

Nah, kenapa sih saya bilang ikut workshop itu penting? Karena, saya juga baru merasakan bahwa workshop itu punya segudang benefit yang akan mempermudah kita untuk masa depan. Workshop biasanya akan memberikan pelatihan untuk kita, pengetahuan dan wawasan yang mungkin tidak orang lain dapatkan. Dengan kalian ikut workshop dari muda, networking atau teman-teman kalian akan tersebar tentunya ini menguntungkan untuk kalian yang mempunyai personal branding.

  • Jangan malu untuk magang

Jujur, kadang saya sendiri suka gedek kalau ada orang yang meremehkan “magang” alias kamu maunya langsung kerja aja di perusahaan itu tanpa ‘digembleng’. Lah, saya juga mau. Tapi, dengan kamu magang atau mencoba mengumpulkan pengalaman. Yang saya lihat dari teman-teman, mereka punya mental baja di dunia kerja. Dijamin, CV format bagian experienced kamu bakalan keisi dan jadi nilai plus buat perusahaan yang kamu mau.

  • Gali Potensi Diri

Nah, buat kalian yang merasa punya potensi terpendam, Ada baiknya potensi itu kalian kembangkan menjadi sebuah pekerjaan. Siapa sih yang tidak mau jadi entrepreneur? Banyak sekali para entrepreneur diluar sana yang memulai usahanya dengan modal nekat. Modal nekat kalo gagal gimana tuh? Lah, kalau gagal itu pasti. Tidak ada sejarahnya orang mau sukses langsung melejit. Nah, balik lagi ke masalah workshop. Biasanya pembicara yang dihadirkan adalah mereka-mereka yang sudah berhasil menjadi seorang entrepreneur atau bekerja di perusahaan tapi punya tingkatan yang sudah tinggi. Banyak entrepreneur yang bercerita bahwa sebelum mereka membangun usaha sendiri, mereka lebih dulu terjun di dunia perusahaan atau kerja kantoran. Ada juga yang langsung menjadi entrepreneur karena mereka mau berusaha untuk mengembangkan potensinya. Nah, kalian para anak muda bagaimana?

  • Memanfaatkan social media menjadi lahan bisnis

Jaman sudah makin canggih, internet makin 4G. Dunia maya makin penuh dengan berbagai macam jenis social media. Nah, buat kalian yang hobinya nongkrongin sosmed daripada ngestalkin mantan atau pacar orang (lah…) mending manfaatin social media jadi lahan bisnis. Contohnya, online shop di Instagram. Kalian pasti tau di Instagram online shop sangat berjamur bahkan ikutan bersaing. Ini bisa menjadi peluang awal untuk kalian yang mau menjadi entrepreneur. Bisa sekalian belajar marketing sales juga loh, siapatau kan jadi marketing creator. Selain itu bagi kalian yang suka nonton youtube pasti tau kan dengan istilah youtuber, atau kalian yang suka nulis blog kaya saya pasti hatam sama istilah blogger. Nah, kalau kita manfaatin dunia maya dengan benar pasti feedbacknya ke kita juga akan positif.

  • CV Online? Kenapa tidak?

Saya sendiri suka iseng-iseng bikin CV, sembari latihan bagaimana membuat CV yang benar dan menarik calon perusahaan. Tapi, waktu itu saya disadarkan oleh teman saya kalau mengupload CV di linked.in atau jobstreet.com itu benefitnya banyak. Selagi kita memberikan CV bentuk hard ke perusahaan, beberapa perusahaan lain atau orang-orang yang tertarik dengan CV kita bisa lihat account dan CV kita di situs tersebut.

Sebenarnya dampak positif dari bonus demografi ini adalah semakin banyaknya usia produktif, seharusnya semakin banyak anak-anak muda yang menjadi pembuat ladang pekerjaan bukan pencari ladang pekerjaan. Apalagi banyak anak-anak muda Indonesia yang pintar-pintar dan inovasinya sangat tinggi. Kalian bisa tengok gojek, inovasi yang luar biasa bukan?. Negatifnya akan muncul ketika anak-anak muda tidak mau berusaha untuk membuat perubahan alias hanya menunggu dan menunggu. Menurutku, carilah pengalaman pekerjaan dulu sebelum melangkah ke pekerjaan yang lebih tinggi. Karena semakin kedepan, jaman semakin maju dan tekhnologi juga semakin tinggi. Skill harus selalu di upgrade, jangan sampai ketinggalan jaman apalagi diperdaya jaman. Tapi memang, hobi yang sekaligus menjadi pekerjaan paling mengasyikkan.

facebook.com/rassydar

twitter.com/rassydar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline