Ketersediaan dan stabilitas harga beras merupakan indikator penting mengenai kesejahteraan masyarakat dan fleksibilitas keuangan.
Dalam konteks ini, rantai pasokan beras memainkan peran penting dalam memastikan tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
Rantai pasok beras merupakan jaringan kompleks yang menghubungkan berbagai pelaku mulai dari petani, penggilingan padi, distributor, pedagang, hingga konsumen.
Setiap mata rantai dalam jaringan ini berperan penting dalam menjamin ketersediaan beras dengan harga terjangkau.
Efektivitas dan efisiensi rantai pasok beras menentukan ketahanan pangan nasional. Rantai pasokan yang terhambat atau tidak efisien dapat menyebabkan berbagai masalah seperti peningkatan harga beras, kurangnya ketersediaan beras di pasar, atau bahkan kelangkaan pangan di beberapa daerah.
Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada beras sebagai sumber utama karbohidrat.
Rantai pasokan beras dimulai dari pembuatan beras di sawah hingga sampai di meja makan konsumen. Budidaya padi, panen, pengeringan, penggilingan, pengemasan, distribusi, dan penjualan merupakan semua bagian dari rantai pasokan beras.
Untuk menjamin kualitas dan ketersediaan beras yang dihasilkan, setiap langkah dalam rantai pasokan beras memiliki peran penting. Misalnya, proses penggilingan dan pemutihan digunakan untuk mengubah gabah menjadi beras selama tahap penggilingan.
Beras dikemas sesuai dengan standar kualitas dan keamanan pangan pada tahap pengemasan. Kemudian, pada tahap distribusi, beras dikirim ke berbagai pasar dan toko beras di seluruh wilayah Indonesia.
Pada tahap penjualan, beras dijual ke pelanggan akhir melalui berbagai saluran distribusi, termasuk pasar tradisional, toko beras, dan supermarket.