Melihat pemandangan ini setiap hari di jalanan ke kantorku, bukan malah membuat aku terbiasa lantas mengabaikannya. Namun lantas membuat aku iba dan berpikir "andai itu bapakku, apa yang akan aku lakukan?"
Bapak....
Andai orang bersepeda tua dengan dagangan air aqua yang ada di lampu merah itu adalah dirimu..maka hatiku akan sangat senang dan bahagia. Karena aku bisa berbakti kepadamu. Setiap hari aku akan buatkan segelas teh manis di meja yang kursinya biasa engkau duduki. Lalu sepiring nasi atau camilan akan aku sediakan disampingnya. Supaya engkau tidak akan kehausan dan kelaparan saat bekerja di jalanan, di siang terik itu. Aku juga akan membawakan bekal untukmu, supaya bapak bisa makan jika merasa lapar. Tentu aku tidak akan bisa makan enak, apabila bapakku kelaparan di jalanan, mengumpulkan rupiah- rupiah lusuh dari hasil jualan air mineral.
Andai itu bapakku...
Tentu aku tidak rela bapak kepanasan dan kehujanan di pinggir jalanan. Menjajakan sebotol demi sebotol minuman dengan keringat dan wajah penuh keletihan. Wajah yang tua dan penuh keriput itu tinggal tulang dan kulit...tak akan aku biarkan panas mentari membakar dan semakin menambah kepekatan.
Pulanglah bapak...sudah cukup bapak menderita selama ini, mencari nafkah, membesarkan dan menyekolahkan kami.
Memberi makan, tak peduli perut bapak sendiri kelaparan. Memberi kami minum, meski tenggorokan bapak sendiri kehausan. Menyediakan air untuk kami bisa mandi, meskipun harus memikulnya berkilo- kilo dengan punggung dan bahu bapak yang ringkih itu serta bertekanjang kaki. Membayar sekolah kami, meski dengan berhutang kesana kemari, bahkan seringkali mendapatkan hinaan dan cacian, demi bisa membayar sekolah kami.
Pulanglah bapak... ini anak- anakmu sudah besar. Sudah bisa mencarikanmu uang, memberimu makanan yang lezat- lezat yang dulu tidak bisa engkau nikmati demi kami. Kini anakmu bisa membelikan apa yang engkau inginkan, tanpa perlu bapak membanting tulang di tengah terik dan hujan.
Pulanglah bapak... selimut dan air hangat akan kami sediakan untuk bapak. Teh hangat dan makanan sudah menanti bapak, tanpa bapak harus mencarinya dari selembar uang dua ribuan yang lusuh. Karena anakmu sudah besar. Biarkan kami yang menggantikan semua tugas- tugas bapak....
Andaikan itu bapakku....
Tak akan kami biarkan bapak mengayuh sepeda tua itu dengan penuh kelelahan. Bapak sudah tua... biarkan kami yang menjadi kaki dan tangan bapak. Kami akan mengantar kemana bapak ingin pergi, tanpa harus bersusah payah mengayuh sepeda itu. Karena jalanan sekarang sudah semakin membahayakan untuk orang setua bapak. Banyak anak- anak muda yang ngebut di jalan, mobil dengan klakson yang memekakkan telinga sehingga bapak akan kaget. Jalanan sudah tidak ramah untuk orang selemah bapk..