Lihat ke Halaman Asli

Rustam

Kuli tinta

Cerpen | Hantu Perempuan Penasaran dan Gudang Penyimpanan

Diperbarui: 20 November 2019   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Liputan6.com

Cahaya senja berwarna keemasan yang menyapa tubuhku sedari tadi, perlahan berubah gelap. Empat ekor jangkrik berkalung hitam, melompat-melompat di kandang kecil yang terbuat dari bambu ditanganku. Kutapaki pematang sawah, langkahku mulai kuayuh.

"Cepat, Ruma" teriak Nakku kepadaku. "Hari hampir malam," katanya lagi. 

"Mana ada hantu sore begini, biasanya hantu keluar waktu malam," batinku. 

Nakku dan Irmang berjalan tergesa-gesa. Mereka khawatir jika kemalaman mengadu jangkrik ditempat ini, bisa-bisa hantu perempuan penasaran yang santer dibicarakan orang-orang kampung, datang dan menakuti kami. 

Dari desas-desus yang beredar, di sekitar sawah yang biasa ditempati anak sepantaranku bermain atau adu jangkrik, kerap terlihat penampakan hantu perempuan berkostum serba putih. Mukanya menyeramkan: biji mata kanan keluar dan wajahnya penuh bekas luka. Rambutnya panjang sebahu.

Hantu itu kerap muncul di pinggir jalan, dan menampakan sosoknya pada orang-orang yang melintas, baik pejalan kaki, pesepeda maupun pengendara sepeda motor. "Sudah banyak yang lihat," kata Nakku tadi setelah tersenyum puas karena Bandu, jangkriku menyerah menghadapi jangkriknya yang memang lebih besar.

***

Adzan Magrib berkumandang saat saya tiba di rumah. Kusimpan jangkrik di atas meja yang terbuat dari bambu di dalam "rabbang". Kumasukan beberapa lembar daun untuk makanan jangkrik-jangkrik kesayanganku itu. 

Di sampingku, dari dalam kandang, puluhan bebek peliharaan ibu yang baru saja diberi makanan dedak basah terlihat asyik bergantian memasuhkan paruhnya kedalam baskom.

"Pak, katanya ada setan di kebunnya Daeng Bassa? Setan cewek yang suka ganggu orang-orang yang lewat?" tanyaku kepada ayah selepas mandi. 

"Orang-orang bilang begitu, Nak. Hantu perempuan itu namanya Neiyta. Ia meninggal dibunuh. Dan katanya sebelum dibunuh, dia diperkosa terlebih dahulu," jelas Ayah sebelum menyimpan sajadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline