Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Almuklish

komisaris PT Hara Hita Wisesa

Kebun

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini semua anak-anak  babe Semar mendapatkan full time jobs di kebun belakang istana Astina, kali ini tugasnya adalah mencari dan memusnahkan seluruh ular-ular yang bersembunyi dibalik semak-semak kebun indah di kerajaan Astina.

Semenjak Parikesit mendapat info dari intel, bahwa ia akan meninggal di gigit ular karena kesalahan masalalu dengan eyang samiti, dendam sangsrenggi putra si mbah karena tidak terima perlakuan Parikesit ketika mengalungkan ular di leher ayahnya, maka srenggi pun bersumpah bahwa Parikesit akan mati di gigi ular.

Ealah, yang mau mati kan Parikesit lha kok yang susah kok gita", gerutu Bagong yang merasa moodnya terganggu akibat terlalu pagi mendapatkan job order yang agak tidak biasa-biasa.

Ular di kebun ini itu klo gw liat-liat emang gak banyak, tapi klo ular yang dalem istana itu yang membeludak dan melebihi kuota dan yang paing mengahabiskan APBN negara ini, salah order nih Parikesit" saut Gareng yang sedang mengamati ular-ular hasi tangkapanya dari got samping di kebun istana.

Ya begitulah mental pemimpin di zaman jahilyah ini, mereka takut akan kematian, karena mereka selalu di bayang-bayangi betapa besar dosa yang ditanggungnya, karena mereka selalu menjual yang bukan haknya" Petruk mencoba memberikan statment yang sok filosofis bak ustadz populer yang sering muncul di tipi.

Coba kalo njeplak itu jangan sok sipilis egh pilosopis, muakamu itu ndak pantes dengan omongan orang-orang intelek di tipi itu." sergah Bagong yang sedang mengintai cobra yang bersembunyi dibalik batu.

Egh denger kan info dari negara tetangga kita itu yang mau bikin kebun koruptor, itu ide brilian, mereka mau menempatkan koruptor seperti di kebun binatang, dikandangin, dipertontonkan ke muka publik, di kasih kacang kaya monyet, lucu deh!" seru Gareng sambil memasukan ular tangkapanya ke dalam karung.

Negara tetangga kita itu sepertinya masih merasa manusia, kakang Gareng, nah kalo di Astina ini, gak mungkin bisa bikin sperti itu, lelang proyeknya aja sudah pasti bakal diakal-akalin, lagi pula mana muat kebun koruptor menampung seluruh pejabat-pejabat korup di Astina" protes Bagong yang sambil mengasah golok.

Tahu ndak ? kenapa gak muat ? karena kita ini hidup di ANIMAL KINGDOM !!!!!" seru Bagong  sammbil berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline