Lihat ke Halaman Asli

Prima Trisna Aji

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Fenomena Tidak Boleh Memakai Baju Hijau di Pantai Selatan Bukan Karena Hal Gaib

Diperbarui: 11 Desember 2023   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Arus Balik Laut dan Palung Laut Pantai Selatan merupakan Arus Maut mematikan bagi pengunjung Pantai Selatan"/Foto : Ilustrasi Pantai Selatan (Dokpri)

Fenomena mitos yang terjadi di Pantai Selatan yang menyatakan bahwa kita tidak diperbolehkan memakai baju hijau ketika ke Pantai Selatan sesungguhnya hanyalah mitos. Sebenarnya kalau ditelusur lebih mendalam larangan tidak boleh memakai baju hijau bukan karena alam gaib.

Hal ini dikarenakan dengan faktor alam serta keselamatan pengunjung pantai selatan, warna hijau identik dengan warna yang hampir sama dengan air laut. Sehingga ketika pengunjung pantai Selatan tenggelam, maka akan membuat team SAR kesulitan untuk pencarian dikarenakan baju pengunjung sama dengan air laut.

Maka dari itu hal inilah yang membuat mengapa sebenarnya kita tidak diperbolehkan memakai baju hijau dipantai Selatan. Bukan karena ditarik oleh Nyi Roro Kidul pengunjung pantai selatan, tetapi karena hal alam supaya mencegah terjadinya kecelakaan dipantai Selatan.

Kemudian hal mistis lain yang mengatakan bahwa di Pantai Selatan dikenal dengan tarikan pantai Nyi Roro Kidul itu adalah tidak tepat. Lebih tepatnya adalah dikarenakan oleh Palung laut atau dikenal dengan arus balik laut.

Arus Balik laut merupakan arus sempit yang bergerak cepat yang menjauh dari pantai  dan biasanya arus balik laut lebarnya sekitar 15 -- 30 meter dengan rentang panjang sekitar 90 meter. Sedangkan kecepatannya mencapai 8 km/jam dimana kecepatannya lebih cepat daripada perenang Olimpiade. Karena itu, arus ini sangatlah berbahaya serta bisa berakibat fatal bagi pengunjung pantai.

Arus balik laut identik tidak harus bergelombang tinggi tetapi arus balik laut mayoritas hanya setinggi dua sampai tiga kaki. Meskipun gelombangnya sangat pendek tetapi arus ini sangat kuat dan bisa menarik orang dengan berat badan lebih 1 ton.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji mengemukakan dalam teorinya bahwa kebanyakan kecelakaan laut yang terjadi adalah bukan karena arus gelombang yang tinggi, tetapi mayoritas dikarenakan arus balik laut dimana ditengahnya terdapat palung laut atau jurang laut. Jadi ketika seseorang masuk dalam arus balik laut, maka dia akan tertarik ke dalam laut yang cukup jauh dan kemudian terperosok dipalung laut atau jurang laut dan sulit untuk keluar dari pusaran tersebut. Hal itulah yang membuat banyak pengunjung pantai tenggelam di laut dan tidak selamat.

"Arus balik laut mayoritas di Pantai Selatan tidak begitu tinggi hanya setinggi dua sampai tiga kaki, tetapi arus tarikannya sangat kuat. Kemudian ketika seseorang sudah tertarik di arus balik laut maka dia akan tertarik jauh ke tengah laut dan masuk ke palung laut. Sehingga mayoritas pengunjung yang tenggelam didalam palung laut cukup lama untuk ditemukan", Ucap Prima Trisna Aji. *Red

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline