Lihat ke Halaman Asli

Prima Trisna Aji

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Management Penyakit Kronis di Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 31 Juli 2023   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika memberikan kuliah umum/Foto: Dokpri

Management Penyakit Kronis di Indonesia sangat penting untuk diaplikasikan dikarenakan resiko komplikasi yang lebih besar daripada penyakit akut. Di Indonesia peringkat kematian tertinggi diduduki oleh penyakit kronis yaitu Stroke sebesar 131,8% kemudian diikuti dengan Jantung koroner sebesar (95,68), Diabetes Mellitus (40,78), TBC (33,24), Sirosis Hati (33,06), Paru -- paru kronis (28,89%) dan diare (23,6%).

Grafik pertumbuhan penyakit kronis pun setiap tahun semakin meningkat hal ini dibuktikan dengan grafik laju pertumbuhan penyakit kronis yang dari tahu 2000 hingga tahun 2023 terus mengalami peningkatan. Hal ini apabila dibiarkan akan menyebabkan kolaps fasilitas kesehatan akibat tidak mampunya mengatasi penyakir kronis.

Penyakit kronis dimasyarakat menjadi momok dimasyarakat karena kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya. Penyakit kronis apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan komplikasi penyakit sehingga akan menurunkan angka harapan hidup. Ditambah dengan kurangnya edukasi masyarakat tentang tindakan mandiri keperawatan dan belum meratanya edukasi jaminan kesehatan nasional menambah masalah yang rumit di Indonesia.

Penyakit kronis sendiri memiliki perbedaan dengan penyakit Akut, perbedaan tersebut antara lain apabila penyakit kronis durasi dalam jangka waktu yang lama dan lebih dari 6 bulan. Sedangkan penyakit akut durasinya kurang dari 6 bulan serta timbul secara mendadak. 

Pada penyakit kronis pada tahap awal kadang tidak menimbulkan gejala tetapi pada tahap akhir akan muncul gejala bahkan bisa memperparah. Sedangkan pada penyakit akut cepat mengalami perkembangan dan memerlukan penanganan secara tiba -- tiba dan perlu penanganan secepatnya.

Di masa pandemi Covid-19 penyakit Kronis menjadi peringkat pertama komorbid terbesar pada Covid-19 yang menyebabkan kematian. Menurut penelitian Renhard (2021) bahwa penyakit kronis akan meningkatkan potensi kematian sebesar 65% dibandingkan dengan penyakit akut. Ditambah dengan pengetahuan tentang tata laksana pertolongan pertama pada komorbid Covid-19 akan memperbesar angka harapan hidup bagi penderita Covid-19 komorbid.

Sedangkan tantangan latar belakang masalah utama pada penyakit kronis di Indonesia antara lain : Tantangan terbesar ada pada dunia kesehatan, Jumlah penyakit kronis semakin bertambah dari tahun ke tahun, Penyakit kronis minimal memiliki komplikasi dua atau lebih, beban biaya terbesar ada pada dunia kesehatan dan pada pasien penyakit kronis butuh partisipasi keluarga dalam masalah kesehatan tersebut.

Sedangkan penyakit Diabetes Mellitus menduduki peringkat pertama menjadi penyakit komorbid tertinggi yang bisa menyebabkan kematian. Risiko kematian akibat Covid-19 bahkan disebut empat kali lebih tinggi pada pasien diabetes daripada non-diabetes. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 3.200 pasien menemukan, 34 persen dari 481 pasien yang meninggal dunia diketahui mengidap diabetes.

Alasan mengapa DM menjadi penyakit komorbid tertinggi adalah : Pada pasien DM memiliki kontrol glikemik yang buruk sehingga akan memicu lemahnya respon imun menghadapi virus covid-19, sehingga pada kondisi ini akan mendukung masuknya virus ke dalam sel target yang menyebabkan peningkatan viral load. 

Viral load adalah istilah yang digunakan untuk merujuk jumlah / banyaknya virus di dalam darah seseorang. Atau sejauh mana virus tersebut berkembang didalam tubuh manusia yand iketahui melalui jumlah virus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline