Lihat ke Halaman Asli

Prima Trisna Aji

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Indonesia Darurat KLB Rabies, di NTT Sudah Mencapai 3.437 Kasus

Diperbarui: 9 Juni 2023   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika menanganai kateterisasi jantung pasien/Foto: Dokpri

Solo -- Setelah negara Indonesia telah berhasil melewati masa Pandemi KLB Covid-19 yang luar biasa yang telah banyak menelan korban jiwa. Kini Indonesia kembali harus bersiap -- siap menghadapi KLB baru lagi, yaitu KLB Rabies.  Penyakit Rabies penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

Masa inkubasi penyakit rabies ini pada hewan sekitar 3 -- 8 minggu, sedangkan masa inkubasi apabila menjangkit manusia adalah bervariasi tergantung sistem imun tubuh manusia tersendiri. Rata -- rata masa inkubasi apabila manusia terjangkit adalah sekitar 2 -- 18 minggu. Dan hal ini sangat berbahaya dan mematikan apabila tidak segera dilakukan penatalaksanaan pengobatan sesegera mungkin.

Menurut data kementrian Kesehatan Republik Indonesia bahwa kasus Rabies tiap hari terus meningkat. Hasil data terbaru di provinsi NTT atau Nusa Tenggara Timur pada tahun 2023 sudah mencapai angka 3.437 sehingga kasus ini masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Kondisi luar Biasa atau KLB adalah terjadinya kasus terus meningkatnya jehadian angka kesakitan atau terjadinya penyakit serta kematian secara epidemiologi pada daerah pada kurun waktu tertentu serta menjurus menjadi terjadinya wabah yang besar.

Dari penyebab angka kejadian penyakit Rabies pada manusia dari 11 kasus kematian yang terjadi adalah dikarenakan gigitan anjing. Dalam ilmu kesehatan penyakit Rabies disebut dengan istilah dengan "Penyakit Anjing Gila". Disebut dengan penyakit anjing gila dikarenakan penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies.

Disaat awal tanda gejala ketika terinfeksi adalah timbulnya gejala ringan seperti flu, demam, sakit kepala, kesemutan, nyeri otot, diare, batuk dan mual muntah. Tetapi apabila dibiarkan akan menjurus kepada gejala yang lebih berat dan menjurus kepada kondisi bahaya yang bisa mematikan. Untuk gejala rabies dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe agresif dan tipe paralitik.

Tipe agresif gejalanya bisa hilang timbul dan tidak harus selalu menetap terus menerus. Tanda gejala agresif ditandai dengan : Gelisah, nafas terengah -- engah, air liur berlebihan, keinginan untuk memukul dan menggigit, mudah marah, kebingungan, linglung dan kelumpuhan pada wajah.

Sedangkan Rabies jenis Paralitik terjadi ketika virus rabies sudah memulai merusak otak dan sumsum tulang belakang sehingga akan menyebabkan gejala yang makin buruk bahkan parah dan menyebabkan kematian. Tanda dan gejala penyakit Rabies tipe paralitik antara lain : Sakit kepala lebih berat, Kaku pada leher, kelumpuhan ringan pada sebagian badan, kesemutan, rasa takut pada air atau istilah lain adlah Hidrofobia dan mata nyeri dan tidak nyaman saat terkena cahaya atau fotophobia.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa penyakit Rabies harus segera dilaksanakan penatalaksanaan pengoabatan secepat mungkin dan setepat mungkin. Pengobatan pada rabies apabila masih dalam tahap awal dikarenakan gigitan maka langkah awal yang dilakukan adalah Kategori luka risiko rendah, berupa pembersihan luka secara menyeluruh dengan cairan desinfektan. Kategori luka risiko sedang, berupa pencucian luka dan vaksinasi rabies dan kategori luka risiko tinggi, berupa pencucian luka, vaksinasi rabies, dan serum antirabies. *Red




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline