Lihat ke Halaman Asli

Prima Trisna Aji

Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia

Tindakan Terapi Range of Motion pada Pasien Stroke

Diperbarui: 17 November 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" ketika mempraktekkan latihan Range Of Motion/photo by : youtube source


Purwokerto -- Stroke atau disebut dengan CVA merupakan penyakit yang disebabkan oleh terjadinya pecah pembuluh darah pada otak. Kejadian ini terjadi dikarenakan banyak faktor, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dari faktor internal adalah faktor dari dalam seperti kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi, komplikasi penyakit seperti DM dan penyakit jantung koroner akibat penyumbatan pembuluh darah.

Pasien yang sudah mengalami serangan stroke harus mendapatkan perawatan secara intensif rawat inap di Rumah Sakit. Pasien Stroke di Rumah Sakit akan mendapatkan terapi farmakologis obat -- obatan seperti : Suntikan Anti rtPA, Obat anti platelet, Obat anti koagulan, obat anti hipertensi dan Statin. Sedangkan untuk tindakan pembedahannya dilakukan dengan Operasi endarterektomi karotis dan Angioplasti.

Selain obat farmakologis pada pasien Stroke juga harus mendapatkan terapi latihan secara rutin. Salah satu latihan terapi yang harus dilakukan pada pasien Stroke adalah tindakan ROM. Tindakan ROM adalah "Range Of Motion" yaitu tindakan rentang gerak sendi pada pasien stroke yang bertujuan untuk mencegah kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki tonus otot, Meningkatkan stabilitas sendi dan Memperbaiki toleransi otot untuk menjalani latihan.

Pada pasien stroke apabila tidak digunakan untuk bergerak atau latihan gerak sendi maka pada otot akan terjadi Atrofi otot. Atrofi otot adalah kondisi dimana otot mengalami penurunan masa pada otot manusia sehingga bentuk otot tersebut akan mengalami penyusutan. Disini selaion penyusutan bentuk, pada otot juga akan mengalami disfungsi. Disfungsi merupakan dimana organ tubuh tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Untuk jenis latihan ROM sendiri ada dua yaitu Latihan ROM aktif dan latihan ROM Pasif. Latihan ROM aktif adalah dimana pasien ikut aktif atau menggerakkan tubuhnya secara mandiri sehingga disini peran perawat hanya memberikan instruksi serta pengawas saja. Sedangkan latihan ROM pasif adalah Perawat membantu pasien untuk menggerakkan anggota tubuh pasien stroke yang akan dilakukan latihan gerak sendi.

Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" menyampaikan bahwa pada poasien Stroke apabila rutin melakukan latihan ROM atau latihan rentang gerak sendi secara berkesinambungan maka akan bisa meningkatkan tonsu otot pasien sehingga pasien akan bisa mendapatkan kemampuan maksimal ototnya kembali meskipunn dari berbagai kasus tertentu banyak pasien Stroke dimana kondisi otot tidak bisa kembali seperti normal sepenuhnya. Tetapi yang paling penting latihan ROM ini bisa mencegah komplikasi dari penyakit Stroke menjadi lebih parah kembali. *Red




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline