Jakarta -- Penjualan kaset pita terus meningkat di tengah maraknya musik digital. Kenaikan penjualan kaset pita terpantau meningkat tajam sejak tahun 2020.
Dilansir dari data surat kabar musik terbesar di Inggris, New Musical Express (NME), penjualan kaset tercatat terjadi kenaikan dengan persentase hampir sebesar 103%. Kenaikan ini dua kali lipat lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Peningkatan ini pasalnya terjadi karena masyarakat, khususnya anak remaja, kini gemar mengoleksi kembali barang klasik seperti mobil klasik. Hal ini dijelaskan oleh Bang Untung, pemilik toko kaset pita "Hysteria" di blok M saat diwawancarai pada Senin (07/11).
"Waktu itu ada yang beli sampai 26 kaset, itu sekitar 570 ribu. Dia beli banyak karena katanya dia baru beli mobil klasik dan tidak mau ganti tape asli bawaan mobilnya. Sebenarnya banyak yang kayak gini, karena sekarang lagi tren buat pakai mobil-mobil klasik," ungkap Untung.
Pernyataan Untung ini didukung oleh salah seorang pembeli dari daerah Lampung bernama Ilham. "Saya masih sering beli kaset-kaset jadul kayak gini. Saya lagi beli banyak karena kebetulan mobil saya klasik dan saya tidak mau ganti tape mobil saya buat tetap mempertahankan klasiknya," terang Ilham.
Hal ini tentunya memengaruhi pendapatan para penjual kaset pita yang sebelumnya sepi pengunjung. "Sekarang saya bisa dapat sekitar tujuh jutaan cuman dalam 10 hari. Kadang saya bisa dapat sekitar 5 jutaan dalam 4 hari aja kalau weekend. Beda sama sebelumnya, waktu masih pandemi, kadang dalam satu hari tidak ada penjualan," tutur Bang Untung.
Kaset pita dijual dengan harga yang bermacam-macam tergantung jenis kasetnya. "Kalau kaset barat biasanya harganya mulai dari 70 ribuan. Tapi kalau untuk harga kaset pita Indonesia yang mahal bisa sampai 1 juta, itu kaset Guru Soekarno atau kayak Fariz bisa sampai 100 ribuan," tegas Untung.
