Longevity, atau usia panjang, merupakan bahasan menarik dalam bidang kesehatan, psikologi, dan sosiologi. Relasi keluarga dan dukungan emosional merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi longevity pada lansia. Hubungan yang kuat dengan keluarga dan dukungan emosional yang memadai dapat meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia harapan hidup pada lansia.
Pentingnya Relasi Keluarga bagi Lansia
Relasi keluarga yang kuat memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan fisik dan mental lansia. Lansia yang memiliki hubungan baik dengan anak-anak, cucu, dan anggota keluarga lainnya cenderung merasa lebih dicintai, dihargai, dan diperhatikan. Perasaan ini dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dan kepuasan hidup, yang berhubungan langsung dengan kesehatan fisik yang lebih baik. Dukungan sosial dari keluarga berhubungan erat dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung (Holt-Lunstad et al., 2020).
Dukungan Emosional dan Kesehatan Mental
Dukungan emosional dari keluarga juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental lansia. Lansia yang merasa didukung secara emosional cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, yang berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Stres kronis diketahui memiliki dampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan dapat mempercepat proses penuaan. Sebuah studi oleh Thoits (2016) menunjukkan bahwa dukungan sosial yang memadai dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap efek negatif stres, sehingga meningkatkan kesehatan dan longevity.
Lansia yang Tinggal dengan Keluarga vs. Tinggal Sendiri
Thomas et al. (2021) dalam penelitiannya membandingkan kualitas hidup dan kesehatan lansia yang tinggal bersama keluarga dengan mereka yang tinggal sendiri atau di panti jompo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang tinggal dengan keluarga memiliki kesehatan mental yang lebih baik, merasa lebih aman, dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang tinggal sendiri. Lansia yang tinggal sendiri cenderung lebih rentan terhadap kesepian dan depresi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka.
Interaksi Antar Generasi dan Longevity
Interaksi antar generasi, seperti keterlibatan lansia dalam kehidupan cucu-cucu mereka, juga dapat memberikan manfaat yang signifikan. Lansia yang aktif dalam mengasuh atau berinteraksi dengan cucu mereka cenderung merasa lebih dibutuhkan dan memiliki tujuan hidup yang lebih jelas. Lansia yang terlibat dalam pengasuhan cucu memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak terlibat dalam pengasuhan cucu (Lu et al., 2017).
Dukungan Emosional dalam Konteks Budaya
Dukungan emosional sering kali dipengaruhi oleh konteks budaya. Budaya kolektivis, seperti di negara-negara Asia, lebih menekankan pentingnya hubungan keluarga dan dukungan emosional dibandingkan dengan budaya individualis. Dimana lansia di negara-negara kolektivis cenderung memiliki tingkat kebahagiaan dan kesehatan yang lebih tinggi (Park et al., 2019).