Setelah tiga tahun menulis di Blog Kompasiana berbagai hal, ternyata mengasyikkan. Meskipun menulis secara gratis, namun kita bisa 'sharing' kepada para pembaca terhadap apa yang kita ketahui, alami, rasakan dan pikirkan. Kegiatan yang dilakukan di kala waktu senggang ini pun, tampaknya menjadi tidak sia-sia! Bahkan beberapa artikel saya di Kompasiana,, ada yang mendapat status 'Headline' dan 'Pilihan', yang tentu membuat senang dan kegiatan menulis semakin terpacu. Bahkan artikel berjudul "Tugu Teuku Umar dan Becak Aceh (Catatan Perjalanan Nostalgia ke Meulaboh)" berikut ini:
masuk nominasi kompetisi menulis "Pesona Indonesia" 2015, yang kemudian menghadiahkan saya selama tiga hari ke Bali...
Tentu saja, menulis di blog dapat meningkatkan "Personal Branding" dalam batas-batas tertentu. Orang mengetahui pikiran-pikiran kita, bahkan mungkin kompetensi kita selama ini melalui tulisan kita. Selain,, beramal ilmu dan informasi bagi siapapun. Kegiatan menulis di Blog bagi penulis, menjadi semacam "ruang ber-ekspresi". Bahkan, bisa menjadi semacam "Release for fatique.." dari berbagai kegiatan utin yang sering menjenuhkan....
Kadang, blog bagi penulis menjadi semacam sarana "laboratorium menulis", yang kegiatannya dapat dilakukan secara bebas secara terus menerus, tanpa dibatasi waktu deadline oleh para editor (sebagaimana halnya jika menulis di media masa konvensional). Yang terkadang tampak dengan kejam memotong, bahkan menolak sebuah tulisan! Menulis di Blok membuat kita dengan mudah masuk ke dalam dimensi lain dunia kepenulisan secara utuh, yaitu dimensi oleh pikir sambil berinteraksi dalam komunitas dan kemasyarakatan yang lebih luas,bahkan hingga meng-global... Saya akan dengan gampang mengatakan begini ke orang baru: lihat bloh saya di Kompasiana, jika ingin tahu saya lebih detail.... So, simple...!
Namun. bagaimanapun menulis itu memang membutuhkan ketrampilan. Terutama dalam mengemukakan apa yang dipikirkan tersebut agar bisa diubah menjadi sebuah tulisan yang BERNAS. Setiap orang yang pernah sekolah, tentu saja dapat menulis! Namun, untuk bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu, informatif, aspiratif, apalagi bergaya bahasa yang enak dibaca. Memang memerlukan kerja keras, latihan dalam waktu panjang, kepekaan mengangkat isu menarik, dan ketrampilan berbahasa yang baik. Blog Kompasiana, sebenarnya memberikan sarana yang sangat efektif untuk mengasah dan belajar hal-hall tersebut. Bahkan Blog ini memberi ruang dan sarana mengeksplorasi banyak hal dalam berbagai bentuk interaksi dalam suatu komunitas yang besar....
Karena, tidak mengenakkan juga memang, kalau kita menulis sesuatu, lalu tidak ada orang yang membaca dan mengomentari tulisan kita tersebut. Sebagaimana sering terjadi di era dahulu, saat banyak orang menulis di buku harian, yang hanya dibaca oleh dirinya sendirii. Menulis 'diary' seperti ini, bagaikan bernyanyi di dalam sunyi..!
Kini web-blog memberi kemudahan ber-ekspresi yang dapat diapresiasi secara sangat terbuka! Tulisan kita, kemudian menjadi terjangkau dan mudah ditemukan oleh masyarakat (melalui fasilitas search engine Google misalnya), melintasi dimensi ruang dan waktu: mulai dari kampung, kota, propinsi bahkan oleh masyarakat dari negara lain. Memang, dalam kegiatan apapun, termasuk dalam menulis,, kita harus menyediakan cukup waktu untuk melakoni-nya. Akan tetapi, meskipun mengorbankan waktu yang berharga tersebut, menulis akan selalu memberi banyak manfaat! Karena menulis tidak semata-mata bertujuan untuk mencari uang. Menulis dapat pula menjadi wadah mengasah otak agar selalu sehat, karena selalu berpikir dan menganalisis berbagai masalah aktual, sehingga terhindari dari KEPIKUNAN dini. Menulis juga suatu kegiatan positif yang mengabadikan momen, kejadian atau catatan-catatan penting yang kita alami, mengingat daya ingat kita yang terbatas. "Orang akan cepat menghilang dalam ingatan masyarakat, atau komunitasnya terdekat sekalipun, jika tidak menulis," kata Pramoedya Ananta Toer.
Bahkan, dengan menulis di Kompasiana, memudahkan kita terhubung ke anggota kompasianer yang tersebar hampir di seluruh pelosok tanah air. meskipun pada awalnya tidak saling mengenal, namun karena memiliki komunitas dan hobi yang sama, yaitu MENULISdi Kompasiana, membuat kemudian cepat akbrab dan "trusted" (faster to conecting to the people). Hal ini saya alamai ketika mendapat tugas ke BATAM, ke suatu pulau di Propinsi Riau yang belum pernah saya datangi sebelumnya, dan tidak memiliki kenalan satu pun di sana.. Kebiasaan saya jika selesai melakukan suatu tugas ke luar kota, selalu saya sempatkan memperpanjang satu atau dua hari buat melaksanakan hobui saya: Traveling! Tapi, saya pikir-pikir, tidak enak juga kalau jalan ke tempat baru tidak ada satu pun orang yang kita kenal. Maka iseng-iseng saya mencoba mengontak beberapa penulis yang berasal daari Pulau Batam. Dedik Suryantara, kompasianer dari Batam tersebut, menyambut positif kedatangan saya. Dan akhirnya dia menjadi teman daalam perjalanan traveling saya selama di sana. Keramahan keluarga guru ini kemudian saya tuliskan dalam suatu artikel berjudul “'Kopdar' Bertemu Kompasianer di Batam (Catatan Buat Dedik Suryantara)"
Karena itulah, sejak tahun 2011 saya secara rutin melakukan kegiatan menulis di berbagai Blog, terutama di Kompasiana ini, karena tingkat keterbacaannya paling tinggi di antara blog-blog lain di Indonesia saat ini. Mulanya saya menulis di akun website ini.
yang cuma terdiri dari 4 artikel. Setelah beberapa bulan, saya kemudian merasa "risi", karena alamat website yang kepanjangan dan susah diingat. Hal ini terjadi, karena saya salah memahami apa yang dimaksud dengan "nickname" saat melakukan register. Akhirnya, memutuskan meninggalkan akun website ini, dan membuat akun baru dengan alamat berikut ini: