Masyarakat masih banyak yang belum terpapar menyangkut penggunaan obat yang tepat dan benar. Banyak obat yang beredar yang kemudian di komsumsi masyarakat sebagai upaya penyembuhan penyakit yang diderita.
Menurut data WHO, lebih dari 50 persen obat di dunia diresepkan dan digunakan secara tidak tepat. Kesalahpahaman penggunaan obat tanpa petunjuk yang tepat, dapat mengakibatkan terapi atau pengobatan yang dijalani kurang efektif dan efisien.
Menurut Kepala Instalasi Farmasi, Dwi Heni Nurwinda Sari, S.Farm., Apt. "Masyarakat sebaiknya dalam mengomsumsi obat harus tau tentang lima O. Tapi masih ada hal lain selain lima O yang patut diperhatikan. RSKO Jakarta merupakan Rumah Sakit Khusus NAPZA sehingga pasien dan keluarga wajib memperhatikan legalitas dari obat. Masyarakat sebaiknya mengecek nomor registrasi dikemasan atau dengan memastikannya di website/portal BPOM" ungkap nya di Instalasi Farmasi RSKO Jakarta (9/1/2019).
Ketidaktepatan dalam penggunaan obat dapat berupa penggunaan obat secara berlebihan (overuse), penggunaan obat yang kurang (underuse) dan penggunaan obat tidak tepat indikasi, dosis, cara dan lama pemakaian (misuse), adalah penyebab utama timbulnya persoalan lain seperti kekebalan bakteri lain dari obat akibat kesalahan penggunaan antibiotik tanpa petunjuk dokter.
Untuk itu agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat mari mengenal konsep Lima O, Cara Cerdas Mengomsumsi Obat. Konsep Lima O ini digaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Fasilitas kesehatan diharapkan mengkampanyekan konsep lima O ini.
_
1. Obat Ini Apa Nama dan Kandungannya?
Sebaiknya kita mengetahui dan mengenali jenis obat apa yang akan dikonsumsi. Nama obat pada kemasan dapat berupa nama generic saja atau NAMA DAGANG (merek) diikuti nama zat berkhasiat. Nama Generic adalah nama zat berkhasiat dalam obat.
Diharapkan kita dapat memahami obat tersebut termasuk obat generik atau bukan, termasuk golongan obat keras atau obat bebas, dan apa kandungan obat tersebut. Jika obat menggunakan nama dagang, diharapkan masyarakat memahami bahwa beberapa nama dagang yang berbeda dapat memiliki kandungan yang sama.
Kandungan obat (komposisi) dapat terdiri dari satu jenis obat / zat berkhasiat (tunggal) atau beberapa obat / zat berkhasiat (kombinasi). Komposisi biasanya mencantumkan nama generic atau nama kimia.
Dengan mengetahui obat apa nama dan kandungannya akan membuat masyarakat dapat memahami bahwa khasiat obat ditentukan oleh zat berkhasiat yang dikandungnya, bukan oleh merek dagangnya. Hal ini juga dapat meluruskan mispersepsi tentang obat generik.