Dalam beberapa hari kebelakang pemberitaan mengenai Cacar Monyet begitu gencar. Hal ini diakibatkan karena Monkeypox (Cacar Monyet) atau MPX mencuat pertama kali di Singapura pada awal Mei 2019. Penyakit tersebut terjangkit pada seorang warga negara Nigeria yang sedang berkunjung ke negara tersebut. Akibatnya 24 orang masuk karantina, Batam pun melakukan antisipasi.
Dilansir dari detikHealth, Senin (13/5/2019) untuk mencegah keresahan di masyarakat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada menyikapi pemberitaan mengenai potensi masuknya penyakit monkeypox atau cacar monyet ke Indonesia.
Apa itu Cacar Monyet (Monkeypox) ?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Cacar Monyet adalah penyakit yang disebabkan virus langka, umum terjadi di area terpencil Afrika Tengah dan Barat. Virus ini hidup pada hewan, termasuk primata dan hewan pengerat, tetapi kadang-kadang bisa "melompat" dari hewan ke manusia.
Adapun menurut Kemenkes RI (DI SINI), cacar monyet penyakit akibat yang ditularkan melalui binatang seperti monyet, tikus, Gambia dan tupai. Cacar ini menular melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit / mukosa dari binatang yang tertular virus, atau mengomsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi.
Inang utama dari virus ini rodent (tikus), adapun penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak resah dan tenang menghadapi pemberitaan soal cacar monyet atau cacar monyet karena hingga di Indonesia belum ditemukan kasus cacar monyet.
Meskipun cacar monyet dan cacar punya gejala sama, monkeypox tidak sama bahayanya dengan cacar: Dalam wabah sebelumnya, tingkat kematian akibat monkeypox antara 1 persen dan 10 persen. Sebaliknya, cacar memiliki tingkat kematian sekitar 30 persen.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan imbauan terkait ditemukannya penyakit cacar monyet atau monkeypox di Singapura. Imbauan tentunya ditujukan supaya masyarakat yang baru kembali atau hendak ke daerah yang baru ditemukan kasusnya tetap sehat. Yang terpenting tetap jaga kebersihan dan perilaku hidup sehat.
Ketika individu terkena cacar monyet biasanaya timbul gejala 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala demam, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah, seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 - 21 hari.