Lihat ke Halaman Asli

Riski Rosalie

Listen, Keep, Write it Down

Sayounara Zona Domestik

Diperbarui: 10 April 2021   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.unsplash.com (Paige Cody)

"Habis gelap, terbitlah terang", sebuah ungkapan yang tersemat pada diri R.A. Kartini telah menjadi nyata bagi perempuan Indonesia. Dalm hal ini secara khusus adalah di bidang pekerjaan. 

Jauh sebelum kita terbiasa dengan melihat wanita karir di sekitar kita, perempuan dibatasi hanya pada zona domestik saja oleh masyarakat kita yang cukup kental dengan budaya patriarki. 

Zona domestik adalah wilayah kerja atau aktivitas perempuan yang seputar urusan rumah tangga saja. Secara harafiah, benar-benar hanya di rumah saja, menjadi ibu rumah tangga. 

Jauh sebelum saat ini, perempuan dilarang untuk beraktivitas di luar zona domestik. Perempuan yang bekerja di luar zona domestik dianggap tabu, bahkan tidak tanggung-tanggung disamakan dengan para pelacur. 

Lambat laun berkembangnya zaman dan keterbukaan pikiran membuat perempuang yang bekerja di luar zona domestik menjadi biasa, bahkan ada yang sampai diapresiasi dengan capaian dan prestasinya. 

Misalnya saja tokoh emansipasi wanita kita, R.A. Kartini. Pada masa perjuangannya mengangkat harkat dan martabat kaumnya di waktu itu, ia mungkin tidaklah dipandang sebesar sekarang oleh kita. 

Bahkan mungkin saja pada waktu itu ia dianggap sebagai pembawa efek buruk terhadap kuasa budaya patriarki, baik itu oleh kaum laki-laki maupun oleh kaum perempuan. 

Namun, seperti yang bisa kita amati sekarang ini, sudah ada banyak sekali perempuan yang bekerja di luar dari zona domestik. Bahkan ada yang sampai menjabat posisi penting di suatu lembaga ataupun institusi. 

Ada yang menjadi pengajar, CEO, manajer, supervisor, pejabat politik, pengusaha, dan masih banyak profesi lainnya yang dapat dirambah oleh perempuan. 

Tidak hanya sebatas itu, perempuan-perempuan saat ini juga bahkan ada yang menekuni pekerjaan yang dilabeli sebagai pekerjaan laki-laki, seperti menjadi supir, security/satpam,  polisi, tentara, tukang parkir, montir, ataupun body guard

Pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sebagai zona pekerjaan yang laki banget bisa ditekuni oleh perempuan, menandakan sesungguhnya pekerjaan itu tidak memandang jenis kelamin, karena bekerja adalah bekerja, bukan soal jenis kelamin ataupun gender. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline