Jepang secara tradisi merupakan salah satu yang menjadi pusat perhatian dunia karena melakukan perburuan terhadap ikan paus untuk dikonsumsi dagingnya. Keputusan Jepang untuk menambah lagi jenis ikan paus yang boleh diburu yaitu paus sirip besar mendapat tantangan keras dari para pelestari dan aktivis lingkungan hidup.
Dengan alasan bahwa mengkonsumsi daging ikan paus merupakan bagian dari tradisi, penangkapan ikan paus komersil yang dilakukan Jepang akan membuat khawatir karena sebagian dari ikan paus ini status populasinya semakin menurun dan beberapa jenis diantaranya sudah masuk kategori mengkhawatirkan.
Setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, daging ikan paus merupakan sumber protein murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat Jepang yang perekonomiannya berantakan akibat kalah dalam Perang Dunia II. Pada saat itu sebagian besar masyarakat Jepang mengalami kekurangan gizi.
Dari data yang dikeluarkan pleh biro statistik Jepang, di tahun 1962 Jepang mengkonsumsi sebesar 230 ribu ton daging ikan paus termasuk untuk bahan pembuatan sushi. Namun seiring dengan membaiknya perekonomian Jepang konsumsi daging ikan paus semakin menurun sampai hanya sekitar 2.000 ton dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada tahun 2019, Jepang melanjutkan kembali perburuan paus komersial di perairan teritorial dan zona ekonomi eksklusifnya setelah menarik diri dari Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional.
Rencana penambahan jenis ikan paus yang akan diburu ini didasarkan oleh pertimbangan pemerintah Jepang bahwa industri ikan paus harus dapat bertahan dan oleh sebab itu produksi daging ikan paus hasil tangkapan harus mencapai 5.000 ton per tahunnya. Jadi tidak heran berbagai jenis ikan paus seperti ikan paus minke, paus Bryde, dan paus sei diburu dan dibunuh untuk dikonsumsi dagingnya tahun lalu.
Walaupun penangkapan komersial ikan paus Jepang ini dikecam oleh internasional, tampaknya kebijakan didukung oleh pemerintah Jepang dengan alasan bahwa tradisi ini harus dipertahankan. Oleh sebab itu tampaknya pemerintah Jepang akan terus mempromosikan penangkapan ikan paus dan mengambil langkah-langkah diplomatik yang diperlukan.
Salah satu diplomasi internasional yang dilakukan oleh Jepang untuk menjustifikasi penangkapan ikan paus ini adalah untuk kepentingan penelitian, namun pada kenyataannya unsur komersialisasi daging ikan paus jauh lebih menonjol.
Sebagaimana yang disinggung sebelumnya ikan paus merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga ekosistem laut utamanya dalam menjaga keberlangsungan rantai makanan. Disamping itu alasan bahwa daging ikan paus merupakan bagian dari tradisipun dapat dibantah karena daging ikan paus dapat digantikan dengan daging ikan lain yang lebih berkekanjutan.