Bagi kita yang pernah ke Jepang ataupun senang dengan literasi Jepang, sudah dipastikan akan pernah mendengar cerita tentang Hachiko, seekor anjing yang menjadi lambang kesetiaan tidak saja bagi orang Jepang namun juga bagi dunia.
Kesetiaan Hachiko menunggu majikannya setiap hari di stasiun kereta setelah tuannya meninggal dunia benar benar menggetarkan hati banyak orang sekaligus memberikan pelajaran akan nilai hakiki sebuah kesetiaan.
Banyak cerita tentang kesetiaan anjing dari berbagai penjuru dunia, namun tidak pernah ada yang berdampak global seperti cerita Hachiko ini.
Jadi tidak heran jika anjing ras Akita Inu yang berwarna putih krem yang lahir 100 tahun lalu diabadikan dalam berbagai bentuk seperti buku, fiski ilmiah sampai dengan film bahkan cerita kesetiaan Hachiko ini diangkat ke layar lebar oleh Hollywood dan menjadi box office.
Saat ini para pengagum kesetiaan Hachiko masih dapat menelusuri ceritanya karena Hachiko telah diabadikan dalam bentuk patung di stasiun Shibuya tempat Hachiko menunggu majikannya dengan setia setiap hari walaupun majikannya sudah meninggal dunia.
Keberadaan patung Hachiko ini seolah ingin menceritakan kepada siapa saja yang melihatnya bahwa Hachiko masih setia menunggu majikannya walaupun hanya dalam bentuk patung.
Kesetaiaan Hachiko memang menjadi sumber inspitasi dan sekaligus diajarkan di sekolah sekolah di Jepang untuk menumbuhkan nilai nilai pengabdian dan kesetiaan..
Mengenal Hachiko
Dalam catatan sejarah Hachiko yang merupakan anjing ras Akita inu ini lahir pada bulan November tahun 1923 di sebuah kota bernama Odate di perfektur Akita, tempat dimana banyak ras anjing Akita dipelihara dan dikembangkan biakkan.
Pasa duatu hari Hidesaburo Ueno, seorang guru besar pertanian ternama dan pecinta anjing, meminta mahasiswanya mencarikan seekor anak anjing Akita.
Singkat cerita pada tanggal 15 Januari 1924 anak anjing tersebut tiba di kediaman sang guru besar yang tinggal di distrik Shibuya setelah melakukan perjalanan kereta yang melelahkan.