El Nino kini bukan hanya sekedar ramalan saja , namun saat ini dunia termasuk Indonesia secara resmi memasuki fase El Nino awal.
Pernyataan pakar iklim ini memang cukup beralasan karena dari berbagai pantauan iklim perubahan cuaca ekstrim El Nino telah dimulai di Samudera Pasifik. Pemananan permukaan laut di wilayah ini teah mulai merembet ke wilayah lain yang akan meningkatkan suhu bumi.
Berdasarkan pergerakan pemanasan ini para pakar cuaca memastikan bahwa El Nino telah mulai menimpa bumi dan tahun 2024 diprediksi merupakan tahun yang terpanas yang akan dihadapi dunia.
Dunia memang perlu waspada dan mempersiapkan diri akan dampak fenomena El Nino ini karena dampaknya akan luas termasuk kemungkinan kehilangan nyawa.
Seberapa besar dampak El Nino kali ini memang belum dapat diprediksi, namun sebagai gambaran El Nino yang terhadi pada tahun 1997-1998 lalu menelan biaya biaya lebih dari Rp. 74.197.250.000.000.000.00,- dan memakan korban jiwa sebanyak 23.000 orang akibat badai, banjir dan kekeringan.
Datangnya fenemona El Nino kali ini diperkirakan akan membuat peningkatan suhu akan berada di atas 1.5 oC yang akan berdampak pada kekeringan ekstrim di wilayah Australia dan mendatangkan lebih banyak hujan di wilayah Amerika bagian selatan.
Dengan dimulainya El Nino ini, maka wilayah Asia termasuk Indonesia akan mengalami panas dan kekeringan ekstrim yang puncaknya diperkirakan akan terjadi di akhir tahun ini.
Menurut pakar iklim El Nino kali ini dampaknya akan mengglobal karena kekeringan ekstrim akan menimpa wilayah Australia, Afrika, Asia dan India. Sebaliknya di wilayah Amerika selatan akan dilanda hujan ekstrim.