MSG (monosodium glutamate) yang dikenal oleh masyarakat awam sebagai vetsin memang sudah lama menjadi kambing hitam karena dianggap menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.
Bahkan MSG sudah berubah menjadi simbul rasisme ketika MSG dianggap monopoli orang Asia dan mendatangkan bahaya bagi kesehatan masyarakat dunia barat.
Sudah puluhan tahun MSG menjadi kambing hitam dan dituduh menjadi biang kerok timbulnya berbagai masalah kesehatan, akibatnya sudah puluhan tahun banyak restoran terkemuka anti menggunakan MSG ini dan dianggap tabu.
Namun benarkah demikian? Apakah ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa MSG berbahaya bagi kesehatan?
Apa itu MSG
Penemuan MSG memiliki sejarah yang panjang. Pada tahun 1907, seorang ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda mengekstraksi zat glutamate dengan cara merebus rumput laut kombu dalam jumlah besar untuk dengan tujuan memberikan rasa gurih (umami) yang dapat bertahan lebih lama.
Melalui penelitiannya ini Kikunae Ikeda akhirnya berhasil menciptakan rasa umami melalui ciptaannya MSG dalam bentuk kristal.
Pembuatan dalam bentuk kristal ini disamping dapat diproduksi secara masal juga akan sangat mudah dalam penggunaannya saat memasak.
Hasil temuan ini dipatenkan bersama dengan pengusaha Saburosuke Suzuki yang selanjutnya mendirikan perusahaan Ajinomoto untuk memproduksi bumbu tersebut.
Sontak saja penemuan ini dalam sekejab menjadi pembicaraan dunia dan penggunaanya pun meluas dengan sangat cepat.
Sebagai informasi, monosodium glutamat merupakan glutamat yang mengkristal banyak sekali ditemukan pada berbagi jenis bahan makanan.