Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Pendudukan Al-Aqsa, Cerminan Konflik Israel-Palestina yang Tidak Berujung

Diperbarui: 11 April 2023   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Tentara Israel berpatroli di Masjid Al-Aqsa yang sepi di Kota Tua Jerusalem. (Foto: AFP/AHMAD GHARABLI via KOMPAS.ID)

Pada bulan suci Ramadhan kembali Masjid Al-Aqsa yang merupakan salah tempat tempat suci umat Islam kembali diduduki tentara Israel membuat konflik Palestina Israel semakin memanas.

Tentara Israel kembali menyerbu tempat suci umat Islam ini ditengah tengah umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan alasan mencari apa yang dinamakan Israel "ekstrimis" Palestina.

Dengan pakaian dan persenjataan lengkap tentara Istrael masuk ke komplek masjid dan mendudukinya. Pendudukan pengusiran jamaah secara paksa ini menyebabkan beberapa jamaah terluka.

Sebelumnya berbagai tindakan keras yang memakan korban jiwa sudah terjadi di berbagai wilayah yang memakan korban jiwa yang mencerminkan meningkatnya konflik Israel dan Palestina ini.

Pendudukan tentara Israel di mesjid Al Aqsa ini sontak mengundang kemarahan dunia karena ketika melakukan penyerbuan sama sekali tidak menganggap Masjid Al-Aqsa sebagai tempat suci karena memasuki masjid dengan sepatu dan persenjataan lengkap mengusir Jamaah.


Meningkatnya kekerasan antara Palestina dan Israel ini memang bukanlah sesuatu yang baru, namun paling tidak ketika tentara Istrael menyerbu masjid Al-Aqsa ini tampaknya Israel ingin menunjukkan pada dunia bahwa tidak ada satu sudutpun di wilayah Israel maupun tanah Palestina yang tidak dikendalikan Israel.

Roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza dan Lebanon dan juga meningkatnya kekerasan di wilayah pendudukan ini menjadi alasan Israel melakukan serangan udara dan pendudukan masjid Al-Aqsa sebagai dalih melindungi warga Israel dan menegakkan keamanan di wiayahnya.

Bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tindakan kekerasan ini merupakan wujud frustrasi atas gelombang demostrasi besar besaran yang mengoyang pemerintahannya akibat reformasi hukum yang dianggap sebagai salah satu upaya untuk melanggengkan pemerintahannya.

Demo besar besaran melanda Israel menentang PM Netanyahu di Tel Aviv. Photo: Ilan Rosenberg/Reuters.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline