Perkembangan industri tekstil di Indonesia yang sangat cepat memang telah menjadi andalan perekonomian nasional, namun dampak dari industri ini berupa pencemaran lingkungan juga semakin besar.
Salah satu fokus penelitian dan pengembangan Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan dan Divisi Pemuliaan dan Genetika Departemen IPTP Fakultas Peternakan IPB University adalah mengembangkan komoditas yang menunjang industri tekstil nasional berupa serat alami baik yang dihasilkan dari ulat sutera murbei maupun non murbei berbasis Zero Waste Technology.
Hasil kerjasama lintas disipin ilmu baik dengan berbagai divisi di dalam maupun institusi di luar IPB seperti BRIN ini telah menghasilkan benang sutera yang berkualitas dari galur ulat sutera non murbei Samia cynthia ricini unggul yang dapat dipelihara dengan pakan 100 % menggunakan daun singkong dan dapat dipelihara wilayah marjinal yang panas dan kering.
Pengembangan serat sutera alami ini sangat diperlukan dan tentunya akan mendukung perekonomian nasional.
Melalui pengembangan sutera alam Indonesia baik yang berbasis non murbei tentunya akan sangat berperan dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor benang sutera yang saat ini jumlahnya sangat besar.
Dengan menggunakan berbagai teknologi yang sudah dikembangkan ke depan Indonesia akan dapat secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada impor benang sutera mengingat Indonesia merupakan wilayah yang sangat ideal untuk pengembangan jenis ulat sutera non murbei Samia cyntia ricini yang pakannya berbasis daun singkong dan daun jarak, sehingga jenis ulat sutera ini dapat dikembangkan secara luas di seluruh Indonesia.
Kelompok peneliti sutera alam IPB ini saat ini tidak saja memfokuskan pada pengembangan galur unggul saja, namun juga mengembangkan berbagai teknologi pengolahan produk yang memiliki nilai tambah seperti biskuit khusus balita untuk mencegah stunting yang proteinnya berbasis pupa dan juga tepung pupa sebagai feed supplement untuk pakan ikan dan ternak.
Pengembangkan teknologi serat sutera alam jenis Samia cyntia ricini yang panjang dan berkilau untuk meningkatkan nilai jual benang suteranya sangat penting dan teknologi ini kini sudah dikembangkan oleh kelompok peneliti sutera alam IPB.