Fokus dunia mengendalikan Covid-19 kini mulai teralihkan dengan kembali merebaknya flu burung yang mematikan di berbagai negara di dunia.
Kekhawatian meledaknya kembali wabah flu burung memang sangat beralasan karena pihak berewang WHO saat ini memperkirakan 500 juta ayam dan unggas lainnya mati akibat merebaknya kembali flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1.
Hal yang kebih memkhawatirkan kini flu burung tidak saja menyerang dan menginfeksi unggas saja namun juga mamalia seperti beruang, singa dllnya.
Virus H5N1 yang menyebabkan kematian masal unggas dan juga dapat menyerang manusia ini memang dikenal sangat ganas dan sangat pathogen dan dapat dengan sangat cepat menyebar.
Berikut adalah beberapa gejala unggas yang tekena flu burung:
- Kematian mendadak
- Kesulitan bernapas, seperti batuk, bersin, atau serak
- Pembengkakan dan perubahan warna ungu pada kepala, jengger, pial dan leher
- Penurunan cepat nafsu makan, minum dan produksi telur
- Bulu acak-acakan dan mata tertutup
- Diare
Badan kesehatan dunia WHO juga telah mengeluarkan peringatan akan potensi merebaknya kembali wabah flu burung yang tidak saja mematikan bagi unggas namun juga akan berdampak pada pada manusia.
Tanda tanda mulai bangkitnya wabah flu burung ini dimulai tahun 2021 lalu ketika flu burung kembali merebak di Eropa, Amerika dan Australia. Selanjutnya wabah flu burung ini bergerak ke selatan memasuki wilayah Amerika Selatan.
Sampai saat ini vaksinasi memang masih menjadi pilihan, namun banyak negara tidak melakukannya karena adanya kekhawatiran terjadi penyebaran yang lebih luas lagi akibat unggas tanpa gejala akan ikut menyebarkan virus ini pada unggas yang belum divaksin.
Banyak negara saat ini memilih untuk memusnahkan unggas yang terkena flu burung ini dan juga unggas lain yang berada pada radius tertentu dari titik merebaknya wabah flu burung ini. Namun tentunya kerugian ekonomi akibat pemusnahan massal (stamping out) ini sangat besar.
Dari sisi resiko penyebaran flu burung ini ke seluruh dunia yang semakin buruk ini vaksinasi memang diperlukan untuk mengendalikan wabah ini.