Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa Argentina dengan segala kehebatannya memang pantas menjadi juara Piala Dunia Sepak Bola 2022 Qatar yang baru saja usai.
Ada momen khusus walaupun hanya sebentar menjadi titik masuk media utama nya media barat sebagai bahan bakar untuk mengobarkan api rasisme.
Momen tersebut adalah ketika Messi mendapat hadiah khusus berupa Bisht dan memakainya di podium walaupun hanya dalam waktu sebentar saja.
Sambil menggunakan Bisht Messi sang kapten mengangkat Piala Dunia yang sudah lama didambakan oleh masyarakat Argentina pasca era Maradona berlalu.
Bagi media momen Messi menggunakan Bisht inilah yang lebih menarik jika dibandingkan dengan marwah piala dunianya.
Dengan berbagai pemberitaan kantor berita mainstream barat yang umumnya mengangkat judul berita "momen piala dunia yang dirusak oleh jubah aneh" jelas sekali menunjukkan rasisme dan Islamophobia yang sudah mengakar.
Dalam perjalanannya ketika Qatar diumumkan menjadi pemenang tuan rumah piala dunia 2022 isu HAM, rasisme dan Islamophobia sudah mulai dikobarkan oleh media Barat dengan tujuan untuk merendahkan dan meragukan kemampuan Qatar sebagai tuan rumah.
Jelas sekali pengangkatan isu bahwa Bisht yang merupakan pakaian tradisional Arab merupakan bentuk ungkapan rasisme dan stereotipe negara Barat.
Bisht yang juga dikenal sebagai aba atau abaya umum digunakan di negara negara Arab merupakan pakaian tradisional yang sangat bergengsi. Tidak hanya sampai disitu saja Bisht juga melambangkan kehormatan.