Upaya yang dilakukan Amerika untuk membendung pengaruh Tiongkok, di negara teluk khususnya dan Timur Tengah, tampaknya tidak membuahkan hasil.
Kunjungan presiden Tiongkok Xi Jinping ke Arab Saudi sekaligus menghadiri pertemuan konsil kerjasama negara teluk (Gulf Cooperation Council (GCC)) dan juga konferensi tingkat tinggi pimpinan Middle Eastern merupakan sejarah baru yang akan berdampak besar pada tatanan geopolitik di kawasan ini.
Saling Menghargai dan Menghormati
Ada satu hal yang tampaknya membuat presiden Tiongkok dan juga pimpinan negara teluk ini lebih nyaman duduk bersama dan melakukan negosiasi adalah hubungan antar negara yang lebih memfokuskan pada kerjasama ekonomi, sosial, politik dan keamanan dengan saling menghormati kedautan negara masing masing.
Oleh sebab itu dalam pertemuan yang sudah berlangsung 2 hari itu tidak ada satupun masalah Hak Asasi Manusia yang selalu dimainkan oleh Amerika muncul dan disinggung.
Sikap Tiongkok yang menjalin kerjasama tanpa mencampuri urusan dalam negeri ini dinilai merupakan hantaman baru bagi Amerika yang selama ini selalu menggunakan HAM sebagai senjata untuk menekan negara teluk dan juga negara di kawasan Timur Tengah.
Hak lain yang membuat presiden Tiongkok diterima dengan baik kunjungan di kawasan Timur Tengah ini adalah sikap Tiongkok yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dengan dasar perbatasan yang berlaku di tahun 1967 sebelum pencaplokan wilayah oleh Israel.
Di samping itu, dalam sabutannya, presiden Tiongkok Xi Jinping mengungkapkan sikap negaranya untuk menentang sikap Islamophobia yang dilakukan oleh negara Barat dan akan bekerjasama dalam program deradikalisasi sekaligus menolak aksi terosisme.
Kenyamanan pertemuan inilah yang akhirnya membuahkan hasil kerjasama dalam skala besar antara Tiongkok dan negeri negara teluk ini.
Menganti Dolar dengan Yuan
Tiongkok menyatakan bahwa negaranya akan membeli energi termasuk minyak yang lebih besar lagi dari negara teluk khusus nya Arab Saudi.
Bahkan dalam pertemuan ini Presiden Xi Jinping meminta agar negara negara teluk dalam perdagangannya dengan Tiongkok menganti dollar dengan yuan.