Semua orang tentunya sangat menyadari bahwa pada setiap pemilihan pimpinan negara dengan sistem pemilu yang demokratis pasti ada pemenang dan juga ada yang kalah.
Bagi pemenang pemilu, kemenangan tentunya akan terasa sangat manis setelah melalui perjuangan yang panjang, namun bagi pihak yang kalah seringkali tidak dapat menerima kenyataan dengan lapang dada walaupun pemilu telah berjalan secara jujur dan adil.
Kedewasaan pendukung memang sangat diperlukan dalam pesta demokrasi ini karena ketidakrelaan menerima kekalahan justru akan merusak demokrasi yang diperjuangkannya.
Indonesia sebentar lagi akan mengadakan pesta demokrasi akbar dengan adanya pilpres di tahun 2024 mendatang.
Ada baiknya kita mendalami dan menyimak hasil pemilu di Brasil yang penuh dengan dinamika agar kita dapat memetik hikmahnya dan dapat menjalani pesta demokrasi mendatang dengan baik.
Penuh Dinamika
Pemilihan Presiden Brasil berakhir dengan margin yang sangat tipis yaitu 50.9% untuk Lula da Silva dan 49.1% untuk presiden pertahana Bolsonaro, setelah sebelumnya pada tahapan pemilihan sebelumnya juga menghasilkan margin yang sangat tipis.
Kita tentunya dapat membayangkan bahwa dengan margin kemenangan yang sangat tipis ini tentunya akan sangat berpotensi menimbulkan gejolak ketidakpuasan bagi yang kalah.
Hal lain yang berpotensi menimbulkan gejolak adalah sikap Bolsonaro sempat diam seribu bahasa selama beberapa hari yang dapat menimbulkan intepretasi yang bermacam-macam dan berpotensi menimbulkan gejolak pasca pemilu. Apalagi sebelumnya Bolsonaro pernah menyatakan bahwa pemilihan dengan menggunakan elektronik ini berpotensi untuk dicurangi.
Diamnya Bolsonaro ini memang menimbulkan gelombang protes dari pendukungnya karena tidak mau menerima hasil pemilu. Ribuan pendukung Bolsonaro mulai bergerak di seluruh negeri dan mulai memblokir jalan-jalan sebagai bentuk protes atas kekalahan ini.