Hubungan negara bertetangga dekat Indonesia dan Australia memang sangat unik dan penuh dinamika.
Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang memerintah pada periode tahun 2018 to 2022, hubungan Indonesia dan Australia dapat dikatakan sangat dingin baik dari segi poltik, keamanan maupun ekonomi.
Terlantarnya hubungan Australia dan Indonesia di era tersebut tidak terlepas dari kiblat politik Scott Morrison yang mengekor pada Amerika yang mengakibatkan Australia terseret perang dagang dan ketegangan dengan Tiongkok.
Doktrin politik tradisional Australia yang menjadikan Indonesia sebagai tameng Australia terhadap pengaruh kekuatan Tiongkok sempat terlantarkan.
Namun di bawah pemerintahan pengantinya yaitu Anthony Albanese, Australia tampaknya memiliki keinginan kuat dan kembali menyadari betapa pentingnya Indonesia bagi masa depan Australia baik dari sisi ekonomi, politik dan keamanan.
Jadi tidak heran jika baru baru ini Perdana Menteri Australia menyatakan bahwa Australia memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan kerjasama militernya dengan Indonesia.
Namun tampaknya ke depan komitmen Australia ini tidak akan mulus karena sikap politik Australia yang selalu mengaitkan kerjasamanya dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua.
Padahal Australia sendiri halaman rumahnya tidak pernah bersih dari masalah HAM utamanya jika menyangkut pnduduk aslinya Aborigin.
Perjalanan sejarah memang menunjukkan rekam jejak Australia yang selalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia dengan dalih pelanggaran HAM ini. Salah satu contohnya adalah rekam jejak campur tangan Australia yang sangat besar dalam kemerdekaan Timor Leste.