Penderitaan pajang yang dialami Tiongkok dimulai ketika Jepang memutuskan untuk menduduki Tiongkok tahun 1937.
Saat itu Tiongkok tidak pernah membayangkan bahwa awal serangan Jepang di tahun 1937 itu merupakan rentetan catatan sejarah yang kelak akan membangkitkan kembali Tiongkok seperti yang kita lihat sekarang.
Tidak banyak yang menyadari bahwa sebelum Perang Dunia II di deklarasikan, Jepang dan Tiongkok saat itu sudah mulai perang.
Dengan kekuataan militer utamanya serangan udara, Jepang dapam waktu singkat menguasai kota kota besar di seluruh Tiongkok dan menyisakan hanya wilayah pinggiran saja sebagai tempat perjuangan dan persembunyian.
Jepang berhasil pemutus semua jalur pasokan logistik utama yang membuat pejuang Tiongkok yang saat itu dipimpin oleh Chiang Kai Shek tidak dapat berbuat banyak selain melakukan perang grilya.
Satu satunya cara untuk keluar dari isolasi tentara pendudukan Jepang adalah membuat jalur logistik melalui wilayah pegunungan menembus negara Myanmar yang waktu itu dikenal dengan Burma.
Pembangunan jalan tembus ini memang hampir tidak masuk akal dilakukan, namun dengan alat sederhana dan kekuatan sumber manusia yang sangat besar akhirnya jalur tembus ini dapat dibuat.
Namun dalam perkembangannya akhirnya Jepang juga berhasil menduduki ibukota Myanmar yang membuat tertutupnya kembali pasokan logistik.
Di dunia internasional saat itu istri Chiang Kai Shek melakukan diplomasi internasionalnya dengan berbicara di parlemen Amerika.