Perang yang sudah berlangsung berbulan bulan ini mempengaruhi perekonomian Ukraina secara siknifikan dan memaksa 6.8 juta penduduknya meninggalkan negeri ini.
Menurut Bank Dunia Perang Rusia dan Ukraina ini tahun ini saja membyar perekonomian Ukraina menciut sebesat 45%.
Kehancukan akibat serangan Rusia pada kota kota utama yang menjadi andalan perekonomian Ukrania memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Perang juga membuat ukraina yang dulunya menjadi salah satu eksportir komoditas utama pertanian dunia menjadi lumpuh, demikian juga dengan hancurnya pelabuhan Pelabuhan yang menjadi pintu gerbang ekspor Ukrainia.
Kehancuran ini tentu saja membuat biaya perang dan biaya perbaikan fasilitas dan sarana serta prasarana membengkak.
Perekonomian yang Semakin Memburuk
Ukraina kini sudah mulai merasakan dampak perang yang menambah terpuruknya perekonomiannya.
Sebagai gambaran pada bulan juli lalu bank sentral Ukrainia melakukan penyesuaian nilai mata uangnya yang bernama hryvnia akibat penurunan nilai mata uang tersebut secara drastis. Saat ini US$1 setara dengan 37 hryvnia, padahal tahun lalau nilainya 26.50 hryvnia.
Perusahaan energi milik negeri yang bernama Naftgaz juga telah mengalami default karena penurunan nilai sahamnya yang sangat drastis.
Meningkatnya beban utang Ukraina ini membuat pemegang obligasi di Ukraina pada minggu lalu melakukan moratorium bunga dan pembayaran hutang pokok selama dua tahun.
Saat ini Ukraina mengalami defisit sebesar US $ 4 - $ 5 miliar setiap bulannya, sedangkan cadangan devisanya hanya mencapai US $22,3 miliar, turun sekitar 25 % sejak invasi dimulai.