Secara de facto Amerika memang sudah hengkang dari Afghanistan, namun Amerika tidak pernah lepas dari bayang bayang perang Afghanistan yang berakhir dari hengkangnya tentara Amerika dari medan perang Afghanistan.
Entah sudah berapa kali serangan yang dilakukan oleh Amerika dengan menggunakan pesawat tidak berawak (drone) untuk membunuh tokoh Al Qaeda yang merupakan musuh bebuyutan Amerika sejak terjadi serangan 9/11 yang merontokkan World Trade Center sekaligus mempermalukan Amerika.
Osama bin Laden memang sudah terbunuh, namun Amerika menyadari masih banyak lagi pimpinan Al Qaeda yang berpotentsi bangkit kembali dan melakukan terror.
Oleh sebab itu, dapat dimengerti jika Amerika akan terus melakukan pengejaran tokoh tokoh Al Qaeda dan berusaha mengeliminasinya dengan cara apapun.
Hal ini terbukti ketika minggu lalu di pagi hari serangan drone Amerika berhasil membunuh pemimpin al-Qaeda berusia 71 tahun Ayman al-Zawahiri di sebuah rumah persembunyian Kabul.
Al-Zawahiri berhasil dibunuh di sebuah rumah persembunyian di pumukiman elit di Kabul, hanya 1,5 kilometer dari istana presiden.
Keberhasilan ini tentunya menggambarkan betapa kuatnya intelejen Amerika yang melacak keberadaannya selama 20 tahun dan berhasil mendeteksi keberadaan Ayman al-Zawahiri secara tepat dan dengan pilihan waktu yang tepat berhasil diserang dan dibunuh dengan menggunakan drone.
Siapa Ayman al-Zawahiri ?
Pada tahun 2011 lalu Al-Zawahiri yang merupakan salah satu tokoh kunci mengambil alih kepemimpinan al-Qaeda setelah pembunuhan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan.
Banyak kalangan yang menilai bahwa Al-Zawahiri merupakan pemimpin yang tidak karismatik tetapi kompeten untuk memimpin Al Qaeda.