Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Inflasi Pangan Dunia Makin Menggila, Indonesia Perlu Siaga

Diperbarui: 3 Agustus 2022   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biji-bijiannya hasil panen petani di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022.| AP PHOTO/EFREM LUKATSKY via Kompas.com

Perang Rusia dan Ukraina serta sanksi serampangan yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya terhadap Rusia kini mulai menunjukkan dampak yang menakutkan.

Efek domino ini merembet dengan pasti tidak saja ke negara maju namun juga menghantam negara miskin dan negara sedang berkembang utamanya akibat kenaikan harga bahan bakar dan bahan pangan yang tidak terkendali.

Data terbaru yang dikeluarkan oleh World Bank minggu ini menunjukkan bahwa krisis pangan global akan menjadi permasalahan yang sangat serius.

Bagi sebagian negara kenaikan harga pangan ini sudah mencapai 1% dari pendapatan nasional tahunan, dan bagi negara lainnya kenaikan harga pangan ini sudah menyebabkan kegagalan sekaligus memicu krisis utang yang membuat perekonomian negara tersebut semakin memburuk.

Inflasi Pangan

Sebelum terjadi perang Rusia dan Ukraina dan penerapan sanksi yang sangat masif dan tidak masuk akal terhadap Rusia oleh Amerika dan sekutunya, sebagai besar negara pemberi sanksi tidak pernah berpikir bahwa apa yang dilakukan mereka akan menimbulkan krisis global.

Keamanan pangan dunia semakin tidak menentu. Photo: Ray Witlin/World Bank

Bank Dunia menyoroti inflasi pangan yang tidak terkendali kini terjadi pada negeri-negara yang diambang kebangkrutan akibat kriris pangan.

Sebagai contoh Bank Dunia menyebutkan Lebanon yang merupakan negara yang paling parah terdampak dari kenaikan inflasi pangan ini.

Dengan jumlah penduduk 6.8 juta Lebanon mengalami kenaikan inflasi pangan mencapai 332% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Tingkat inflasi umum di Lebanon yang saat ini sudah mencapai 150% tentunya menambah buruk situasi perekonomian negara ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline