Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Vaksin Universal, Asa Baru Mengakhiri Pandemi Covid-19

Diperbarui: 30 Juli 2022   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pengembangan vaksin Covid-19 di dunia. (sumber: SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio via kompas.com)

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini telah memakan banyak korban paling sedikit 6.4 juta jiwa.

Salah satu kendala dalam pengembangan vaksin adalah laju mutasi virus Covid-19 yang sangat cepat, sehingga menimbulkan berbagai varian baru yang tentunya mengurangi efektivitas vaksin yang telah ada saat ini.

Kondisi seperti inilah yang menyebabkan orang dapat tertular Covid-19 dan flu berkali kali walaupun sudah divaksin.

Oleh sebab itu, para peneliti sedang memusatkan konsentrasinya untuk mengembangkan vaksin universal yang dapat memicu antibodi yang dapat mengenali dan menetralisir berbagai varian virus korona dengan target menghentikan invasi virus ini memasuki sel inang dan melakukan replikasi.

Saat ini kebanyakan vaksin yang dikembangkan mentargetkan spike protein di area S1, sehingga memang vaksin yang dihasilkan menjadi efektif untuk varian tertentu saja. 

Namun vaksin yang dihasilkan ternyata kurang mampu mentargetkan varian lain yang muncul akibat virus melakukan mutasi.

Game Changer

Kenyataan inilah yang membuat kelompok peneliti dari Francis Crick Institute Inggris mulai menargetkan area baru yang disebut dengan spike protein di area S2 untuk megembangkan vaksin universal yang dapat mengenali dan mentargetkan berbagai varian virus Covid-19 termasuk virus flu.

Spike protein di area S2 yang diteliti ini memang sangat menjanjikan karena area ini memiliki kemiripan pada hampir semua virus korona dan laju mutasinya lebih rendah, sehingga vaksin yang ditujukan secara spesifik untuk menargetkan spike protein di area S2 ini akan lebih kuat.

Spike Protein SARS-CoV-2 spike protein pada sel manusia. Photo: MattLphotography/Shutterstock

Menurut para peneliti spike protein di area S2 selama ini diabaikan dan pengembang vaksin lebih memfokuskan pada spike protein di area S1 yang telah berhasil mengembangkan berbagai vaksin yang ada saat ini namun hanya efektif untuk varian tertentu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline