Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, domba, kambing di Indonesia pada bulan Mei 2022 lalu setelah 32 tahun Indonesia bebas dari PMK membuat panik Australia.
Ratusan ribu ternak yang terinfeksi PMK yang telah menyebar ke 20 provinsi setelah sebelumnya ditemukan di Aceh dan Jawa Timur pada bulan Mei 2022 lalu membuat Australia semakin khawatir akan masukkan virus ini ke Australia.
Dengan gerakan cepat Australia memberikan bantuan kepada Indonesia agar PMK dapat dikendalikan dan tidak menyebar ke negaranya.
Disamping itu Australia mengambil gerak cepat meninjau kembali aturan impor produk ternak untuk mencegah penyakit PMK ini masuk ke Australia.
Langkah yang diambil oleh Australia ini dapat dimengerti mengingat jika sampai PMK masuk ke Australia maka diperkirakan akan menimbulkan kerugian sebesar UD$ 80 milyar dan membuat industri peternakan Australia terpuruk paling sedikit selama 10 tahun.
Oleh sebab itu, tidak heran ketika PMK sudah masuk ke provinsi Bali, Australia tambah ketar-ketir karena Bali merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal Australia.
Menghadapi situasi ini petugas karantina Australia sampai menganjurkan agar wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali sebelum masuk kembali ke Australia membuang sepatunya dan tidak membawanya masuk ke Australia.
Hal ini secara ilmiah dapat dimengerti karena sepatu, pakaian ataupun bahan lainya yang kontak dengan tanah yang tercemar PMK dapat menjadi salah satu sumber penyebaran virus ini.
Penyakit mulut dan kuku memang menyebar melalui kontak langsung antar ternak dan dapat juga tersebar melalui produk ternak yang terkontaminasi virus ini. Pakaian dan juga sepatu yang terkontaminasi tanah yang mengandung virus PMK dapat juga menjadi sumber penyebaran virus ini.