Saat ini Kecerdasan Buatan atau yang dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI) memang menjadi topik utama pengembangan robot dan mesin yang diharapkan pada masa mendatang dapat bermanfaat memberikan kemudahan bagi gaya hidup manusia.
Minggu ini dunia dikejutkan oleh bocornya hasil riset kecerdasan buatan yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari Google yang menyatakan bahwa LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) berdasarkan hasil analisa dialog Chatbot yang dihasilkan disebutkan selangkah lebih maju lagi karena sudah memiliki perasaan.
Sontak saja klaim yang dikeluarkan berdasarkan hasil riset rahasia Google ini mengundang reaksi dari saingannya maupun pakar yang bergerak di area kecerdasan buatan.
Sebagai gambaran disamping Google masih ada 14 perusahaan besar dunia lainnya yang juga mengembangkan kecerdasan buatan ini yaitu : Apple, Amazon, DJI (Tiongkok), Facebook, HiSilicon (Huawei, Tiongkok), IBM, Intel, Microsof, NVNIDIA, OpenAI, Qualcomm, SenseTime (Tiongkok), dan Twitter.
Robot Memiliki Emosi dan Perasaan?
Bagi yang pesimis menyebutkan bahwa klaim dari bocoran riset rahasia ini tidak mungkin terjadi, karena kecerdasan buatan yang dirancang oleh manusia tetap saja akan menjadi kecerdasan yang tidak mungkin melebihi manusia, apalagi memiliki perasaan.
Berdasarkan bocoran dari peneliti Google ini disebutkan bahwa LaMDA memiliki perasaan dan juga sensasi yang hampir sama seperti yang dimiliki manusia.
Bocornya hasil riset Google ini memang membuat manusia was was karena jika klaim ini benar maka kelak di kemudian hari kecerdasan buatan akan menyamai bahkan mengungguli kecerdasan alami.
Jika bocoran hasil riset ini benar maka perasaan dan emosi yang ditunjukkan oleh LaMDA merupakan langkah awal pengembangan kecerdasan buatan sehingga mesin dapat memimik dan melebihi kecerdasan alami yang dimiliki manusia dalam hal sains, spiritual, sasta, filsafat, agama dan bidang lainnya.