Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Boris Johnson Lolos dari Lubang Jarum, Posisinya Terus Terancam

Diperbarui: 8 Juni 2022   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boris Johnson selamat  dari mosi tidak percaya, namun posisinya kian melemah. Photo: news.sky.

Dalam setahun terakhir ini PM Inggris Boris Johnson memang dirundung awan  hitam atas tindakannnya yang dianggap ugal ugalan dan melanggar hukum.

Ada dua hal utama yang membuat posisi PM Inggris ini selalu di goyang di palemen yaitu masalah kebohongan nya di Perleman dan tidankan melanggar hukum yaitu melakukan pesta di tengah pemberlakuan lock down pandemi Covid-19.

Dari hasil penyelidikan ternyata Boris Johnson tidak hanya satu kali saja melanggar hukum dengan cara melakukan pesta di tengah tengah pandemi, namun dilakukannya beberapa kali.

Skandal yang menimpa Boris Johnson ini semakin rumit karena melibatkan pihak kepolisian yang seharusnya menindak para pelanggar aturan lock down tersebut, namun sebaliknya membiarkan pesta tersebut terjadi  beberapa kali.

Boris Johnson memang berkali kali berdalih dan mengeluarkan argumentasi mengapa dia melakukan pesta di tengah pandemi, namun pada kenyataannya semakin  melakukan pembelaan dirinya semakin terpojok.

Puncak dari segala kekisruhan ini terjadi  pada hari senin lalu ketika skandal ini berujung  di mosi tidak percaya yang memaksa parlemen melakukan pemungutan suara untuk "menghakimi" Boris Johnson ini.

Lolos dari Lubang Jarum

Dari hasil pemungutan suara ini Boris Johnson memang lolos dari lubang jarum dengan hasil pemungutan suara 211 menyetujui Boris Johnson tetap sebagai Perdana Menteri dan 148 menginginkan  dirinya dipecat dari jabatannya dan sisanya tidak menunjukkan sikap.

Hasil pemungutan suara ini sangat jelas menunjukkan bahwa kursi perdana Menteri  yang diduduki oleh Boris Johnson saat ini sedang terancam karena jumlah 211 suara yang mendukungnya ini sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah dukungan saat dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris di tahun 2019 lalu.

Minimnya dukungan anggota parlemen yang "membela" Boris Johnson pada pemungutan suara senin lalu  mengindikasikan bahwa ada banyak anggota parlemen yang dulunya mendukung dirinya kini membelot. 

Disamping itu berkurangnya dukungan  di parlemen ini mengidikasikan bahwa ke depan akan Boris Johnson akan melalui jalan berkrikil tajam dan  diperkirakan akan terus ada goyangan  goyangan lagi yang kemungkinan besar akan berakhir lagi pada mosi tidak percaya berikutnya.

Segudang Masalah dan Tantangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline