Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Akankah Emmanuel Macron Jadi Korban Pertama Putin?

Diperbarui: 23 April 2022   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto yang diambil di Toulouse, Perancis, pada Minggu (10/4/2022) ini menunjukkan layar yang menampilkan acara televisi yang menunjukkan hasil yang diproyeksikan setelah penutupan tempat pemungutan suara pada putaran pertama pemilihan presiden Prancis. (AFP/LIONEL BONAVENTURE via kompas.com)

Nasib Presiden Perancis Emmanuel Macron yang secara de facto digadang sebagai pimpinan Eropa dalam penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina akan ditentukan tanggal 24 April 2020 mendatang akan dipertaruhkan.

Peluang Emmanuel Macron dikalahkan oleh Marine Le Pen yang juga merupakan lawan utamanya juga di pemilihan presiden Perancis di tahun 2017 lalu pada pilpres kali ini semakin besar.


Semakin besarnya peluang dikalahkannya Emmanuel Macron sangat erat terkait dengan performanya sebagai pertahana dalam memimpin Perancis dan juga semakin matangnya Marine Le Pen dalam berpolitik.

Beda Strategi

Jika dulunya Marine Le Pen pada pilpres lalu hanya mengandalkan sentimen "white Superiority" (baca asli Perancis) dan kebijakan anti pendatang  nya, kini banyak kalangan yang menilai dirinya semakin matang dalam berpolitik, sehingga tidak heran dalam putaran pertama sebagai pertahana Emmanuel Macron hanya menang tipis.

Dalam perjalannya memimpin Perancis Macron memang getol mempimpin tidak saja Perancis namun juga Eropa untuk melakukan diplomasi dengan Putin untuk mencegah Rusia menginvasi Ukraina.

Tidak dapat dipungkiri Emmanuel Macron menggunakan isu konflik Rusia dan Ukraina ini untuk meningkatkan popularitasnya yang semakin menurun di mata rakyat Perancis. Namun sayangnya upaya itu gagal menghentikan langkah Putin menginvasi Ukraina.

Salah satu pukulan telak yang dihadapi oleh Emmanuel Macron adalah ketika Perancis dikesampingkan secara sengaja oleh Amerika dan Inggris dalam perjanjian pembuatan kapal selam berteknologi nuklir super canggih tinggi untuk Australia.

Padahal sebelumnya Perancis dan Australia sudah melakukan kesepakan membangun kapal selam super canggih ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline