Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Mengenal Alopecia Penyebab Kekehilangan Rambut Secara Mendadak

Diperbarui: 9 April 2022   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Shaily Malik salah satu pendita Alopecia areata. Sumber: theguardian.com 

Pada acara penganugerahan Oscar lalu Jada Pinkett Smith menjadi pusat perhatian sekaligus pembicaraan. Bahkan sampai sampai presenter membuat lelucon sehingga suaminya Will Smith kehilangan kontrolnya menyerang pembawa presenter Chris Rock tersebut.

Terlepas dari insiden yang sangat menghebohkan ini, Jada Pinkett Smith mengidap apa yang dinamakan Alopecia yang salah satu gejalanya adalah kehilangan rambut dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat singkat.

 Jada Pinkett Smith mengalami Alopecia. Sumber: Danny Moloshok/Reuters

Bisa dibayangkan betapa besar dampaknya jika hal ini terjadi pada wanita yang akan menyangkut emosi dan bahkan dapat menyebabkan depresi.

Sepenggal cerita lainnya yang menimpa Shaily Malik yang seorang pengusaha wanita Inggris kelahiran India menguatkan betapa mengejutkannya jika hal ini terjadi pada wanita.

Suatu pagi ketika bangun tidur Shaily Malik menemukan segumpalan rambutnya di bantal dalam jumlah besar. Tadinya dia berpikir bahwa hal ini merupakan kerontokan rambut biasa saja namun setelah melakukan pemeriksaan ternyata dirinya menderita kelainan yang dinamakan alopecia areata yang merupakan salah satu kelainan auto imun.

Shaily Malik akhirnya didiagnosa mengalami kehilangan 80% rambutnya dan memutustkan untuk menggundul rambutnya. Kejadian yang sagat cepat yang hanya terjadi dalam waktu 3 bulan ini tentu saja menguncang Shaily Malik .

Apa itu Alopecia?

Alopecia diasosiasikan dengan kehilangan rambut dalam jumlah besar akibat kelainan auto imun yang menyerang folikel rambut. Dari segi riwayat penyakit sekitar 20% kejadian Alopecia ini disebabkan oleh faktor keturunan.

Hal yang paling merisaukan adalah penyakit ini hanya dapat diberikan perlakuan untuk mengurangi dampaknya namun tidak ada obat untuk menyembuhkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline