Bagi Indonesia pelepasan Timor Timur 20 tahun yang lalu yang kini dikenal sebagai Timor Leste terbukti merupakan keputusan yang sangat tepat walaupun di periode awal pelepasan menuai pro dan kontra.
Namun bagi Timor Leste perjalanan 20 tahun pasca melepaskan diri dari Indonesia bukanlah perjalanan yang mudah baik secara politik maupun secara ekonomi.
Dari segi politik pemilu yang baru saja usai ternyata tidak menyelesaikan masalah kisruh politik yang ada karena salah satu tokoh yang berperan besar dalam memerdekakan diri yaitu Ramos Horta ternyata juga tidak dapat memenangkan hati rayat setelah 20 tahun berlalu.
Hasil pemilu yang bari saja usai Ramos Horta hanya memperoleh suara sebesar 45.6% sementara lawan terdekatnya inkumben Guterres memperoleh 22.1% suara.
Ramos Horta yang pernah menjabat sebagai presiden Timor Leste periode 2007 to 2012 dan juga pemenang hadiah Nobel gagal meraih suara lebih dari 50%. Untuk mengalahkan President Timor Leste saat ini Francisco "Lu Olo" Guterres.
Pemilu lanjutan rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 19 April mendatang dan pemenangnya akan dilantik menjadi presiden tanggal 20 April mendatang.
Pasca memerdekakan diri dari Indonesia Timor Lestes tidak pernah lepas dari cengkeraman kisruh politik dan kisruh ekonomi.
Impian besar menjadi negara kaya raya dengan cadangan minyak besar di celah Timor ternyata tinggal impian semata bahkan ujungnya negara ini bersengketa dipengadilan Internasional dengan Australia yang menjadi salah satu sponsor kemerdekaan Timor Lester dari Indonesia.
Kolaps nya infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perekonomian membuat negara ini dalam ancaman sebagai negara gagal.
Kehidupan rakyat setelah medeka 20 tahun ternyata jalan ditempat bahkan semakin memburuk. Banyak dari warga Timor Leste harus berjuang untuk mausk ke wilayah perbatasan dengan Indonesia hanya untuk sekedar mendapatkan bahan kebutuhan sehari hari yang lebih murah.