Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Di Balik Kisah Cinta Rusia-Ukraina dan Orang Ketiga NATO

Diperbarui: 5 Februari 2022   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis Rusia - Ukrania yang semakin memanas dipicu keterlibatan pihak NATO. (AP PHOTO via kompas.com)

Hampir semua kantor berita ternama dunia kini setiap saat memberitakan perkembangan yang semakin mengkhawatirkan terkait dengan keberadaan sekitar 100 ribu pasukan Rusia beserta peralatan militer canggihnya di perbatasan dengan Ukraina.

Tampak sangat jelas bahwa pimpinan Amerika dan Inggris secara lantang menebar ancaman setiap saat kepada Rusia jika menyerang Urainna dan sederetan ancaman sangsinya.

Vokalnya Biden dan Boris Johnson yang mengancam akan mengirimkan pasukannya ke Ukraina jika Rusia menduduki Ukraina tidak lepas dari masalah kedua pemimpin ini di negerinya.

Sebut saja Joe Biden yang sudah memasuki tahun kedua pemerintahannya menghadapi permasalahan perekonomian yang luar biasa yaitu angka inflasi yang mencapai satu titik tertinggi dalam sejarah Amerika. Sebagai akibatnya harga kebutuhan pokok sehari hari meningkat mencapai 10%.

Ditambah lagi gertakan nya terhadap Tiongkok dengan alasan permasalahan laut Cina selatan dan juga permasalan HAM Uighur yang tidak membuahkan hasil yang manis seperti yang diharapkannya. Masalah dalam negeri terus menghantui Biden termasuk popularitasnya yang menurun sangat tajam.

Demikinan juga perdana Inggris Boris Johnson yang kemungkinan akan menghadapi mosi tidak percaya parlemen karena serangkaian pesta yang dilakukan di kediamannya selama masa lockdown yang akan mengancam kursi perdana menterinya.

Makin bernafsunya kedua pimpinan ini untuk melibatan diri dalam perang memang dapat dimengerti karena perang seperti yang sering meraka lakukan kemungkinan besar merupakan salah satu cara keluar dari permasalahan perkonomian dan politik dalam negerinya.

Terkait dengan pernyataan Biden, bahkan pimpinan Ukraina sempat menyatakan secara terbuka bahwa sebaiknya Amerika tidak menebar ancaman untuk penyelesaian masalah negerinya dengan Rusia ini.

Ibarat sebuah perkawinan Ukraina dan Rusia yang dulunya di jaman perang dingin merupakan satu negara kini sedang mengalami permasahan, namun kedatangan NATO sebagai pihak ketiga dengan segala kepentingan dan ancamannya termasuk pengiriman pasukan sebanyak 8500 personal justru memperburuk situasi yang kemungkinan besar dapat diselesaikan hanya oleh Ukraina dan Rusia semata.

Akar Pemasalahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline