Tahun 2023 adalah tahun kritis bagi popularitas Erdrogan karena di tahun inilah ujian terberat akan dialaminya melalui pemilu.
Erdogran mungkin masih merupakan presiden yang popular di kalangan masyarakat Turki, namun bagi masyarakat Turki kenyataan pahit sulitnya kehidupan sehari hari adalah kenyataan yang harus diterimanya.
Nasionalisme yang ditunjukkan oleh Erdogan dalam melawan pengaruh ekonomi Amerika ternyata tidak membuahkan hasil karena ekosistem perekonomian Turki yang rapuh.
Grand design rekonstruksi ekonomi yang dilakukan Erdogan dalam menghadapi tekanan pemilu 2023 dengan cara mendorong perubahan kebijakan untuk meningkatkan sektor manufaktur dan ekspor serta mengurangi pengaruh pasar internasional pada perekonomian Turki masih mengundang tanda tanya besar.
Masyarakat Turki sudah terlanjur spektis melihat kenyataan perekonomian Turki yang semakin memburuk.
Memburuknya prekonomian Turki dapat dilihat pada tiga indikator berikut:
Pertama : Kenaikan harga makanan tahunan yang berkontribusi sebesar 25%, mencapai 43,8% pada bulan Desember. Angka ini jauh di atas perkiraan resmi bank sentral yaitu sebesar 23,4%.
Kedua: laju inflasi energi naik menjadi 42,93% di bulan Desember dari 32,14% di bulan sebelumnya
Ketiga : Indeks inflasi tahunan menunjukkan harga selain makanan dan energi naik 31,88% dibandingkan dengan 17,62% pada bulan November.
Secara keseluruhan angka Inflasi Turki pada bulan Desember tertinggi dalam kurun waktu 19 tahun. Hal ini utamanya disebabkan karena pelemahan nilai mata uang Turki Lira dan kebijakan Recep Tayyip Erdogan yang mendorong pinjaman murah.