Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Ketika Dunia Memasuki Era Teknologi Pengeditan Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin

Diperbarui: 7 Desember 2021   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi pengeditan gen memungkinkan dihasilkannya jenis kelamin yang diinginkan. Photo: DAVID AUBREY

Jenis kelamin dalam industri peternakan merupakan salah satu faktor yang  sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan.

Di dalam dunia peternakan umumnya ternak betina yang menghasilkan produk  yang kini banyak dibutuhkan seperti susu dan telur.

Hal ini bukan berarti ternak jantan tidak memiliki nilai, karena ternak jantan juga sangat menentukan mutu genetik anak anak nya yang dihasilkan karena mewarisi sifatnya 50% ke keturunannya.

Khusus untuk ternak pedaging seperti sapi, kerbau, domba dan kambing ternak jantan memang memiliki badan yang lebih besar dan pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan ternak betina.  Namun biaya produksi berupa biaya pemeliharaanya lebih mahal karena ternak jantan tidak beranak.

Oleh sebab itu,  keberhasilan suaha usaha peternakan akan sangat ditentukan oleh proporsi ternak dengan jenis kelamin jantan dan betina yang  optimal.

Pada industri unggas  biasanya anak jantan yang baru menetas atau yang biasa dikenal sebagai Day Old Chicks (DOC)  dimusnahkan karena tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dipelihara lebih lanjut.

Jadi dapat dibayangkan berapa ratusan milyar anak ayam jantan yang dimusnakan setiap tahunnya karena jika diperlihara tidak menghasilkan telur.

Oleh sebab itu,  pemikiran para pakar genetika ternak  kini sudah mulai mengarah pada cara mengatur jenis kelamin anak agar untuk tujuan tertentu misalnya hanya dihasilkan keturunan dengan jenis kelamin betina saja.

Pemikiran ini memang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk penyayang binatang karena jika hal ini memungkinkan maka tidak perlu lagi anak ayam jantan dimusnahkan.

Pola pemikiran seperti ini tidak saja hanya berlaku pada industri perunggasan namun juga pada industri persusuan dan industry ternak lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline