Singapura memang negara mini, namun di awal fase pandemi Covid-19 pernah menjadi perhatian dunia karena keberhasilannya "mengendalikan" penyebaran Covid-19 ini.
Bagaimana tidak negara ini berdasarkan data yang dikeluarkan oleh kementerian Singapura tercatat sebagai salah satu negara di dunia yang jumlah populasi yang telah divaksin dua dosis mencapai angka lebih dari 85%. Tidak hanya sampai di situ saja jumlah lansia yang sudah divaksin mencapai angka 95%.
Namun pujian dunia ini tidak bertahan lama karena saat ini walaupun angka vasinasinya merupakan salah satu yang terbaik di dunia, angka penularan dan kematian akibat Covid-19 saat ini sangat mengkhawatirkan.
Data resmi yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan Singapura meunjukkan kasus baru mencapai 2.307 kasus dan angka kematiannya mencapai 14 orang.
Jika dibandingkan dengan rasio kasus baru dan juga angka mematian ini dengan jumlah penduduknya, angka ini tergolong luar biasa tingginya dan sangat mengkhawatirkan.
Peningkatan jumlah kasus yang sangat siknifikan dalam 2 minggu terakhir ini membuat sistem kesehatan singapura yang terkenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia mulai goyah.
Salah satu titik masuk penyebaran Covid-19 ini di Singapura adalah dari kalangan pekerja yang sebagian besar berasal dari negara lain.
Episenter penyebarannya terdeteksi ada di asrama kaum pekerja ini yang memang kualitas lingkungan dan kesehatannya tidak sebaik yang diterima oleh warga Singapura.
Pengawasan terhadap pekerja migran ini kini menjadi salah satu prioritas pemerintah Singapura untuk mengendalikan tingginya kasus baru.
Keyakinan semula pemerintah Singapura akan kekuatan vaksinasi ternyata salah, karena tingginya tingkat vaksinasi warga Singapura ini kurang berarti jika masih ada celah celah penularan yang belum dapat sepenuhnya dikendalikan.