Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Mewaspadai Infodemi yang (Lebih) Mematikan

Diperbarui: 21 Juli 2021   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infodemi sengaja disebarkan untuk melemahkan kesehatan masyarakat. Sumber ilustrasi: Akun media sosial resmi WHO

Di kalangan masyarakat pro dan kontra terkait keberadaan Covid-19 dan juga vaksin memang terjadi di dunia.  Ada satu hal yang perlu dingerti bersama bahwa dalam menangani penyakit menular seperti Covid-19 ini salah satu kunci kerberhasilan mengurangi laju penyebarannya adalah partisipasi aktif masyarakat.

Covid-19 tidak akan pernah berhasil di eliminasi jika ada sebagian masyarakat yang tidak percaya bahkan menentang program vaksinasi.  Tidak hanya sampai disitu saja kelompok anti vaksin ini bahkan dengan menggunakan segala cara melakukan propaganda yang menyesatkan dengan sengaja membuat masyarakat bingung dan ragu.

Misinformasi terkait vaksin Covid-19 ini tidak saja terjadi dan merebak di negara berkembang saja namun juga di negara maju sekalipun.

Sebagai contoh kemaren secara resmi pemerintah Amerika mengumumkan bahwa paling tidak ada 12 orang yang secara aktif menyebarkan informasi yang tidak benar terakait vaksin Covid-19 dan vaksin  ini.  Salah satunya adalah tokoh elit masyarakat Robert F. Kennedy Jr.

Dari hasil penyelusuran yang dilakukan oleh the Center for Countering Digital Hate (CCDH) ke 12 orang ini bertanggung jawab atas 65% penyebaran misinofrmasi terkait vaksin Covid-19 di seluruh Amerika. 

Dari rekam jejaknya 12 orang ini dikategorikan sebagai penyebar utama opini yang tidak menyetujui vaksinasi.

Umumnya ke 12 orang yang dikategorikan sebagai super spreader ini menggunakan Facebook dan Twitter untuk menyebarkan berita dan opini yang menyesatkan masyarakat Amerika.

Sebagai contoh akun Facebook Robert F. Kennedy Jr yang memiliki pengikut sebanyak 300,000 sudah dinonaktifkan oleh Facebook dan Instagram karena secara sengaja dan aktif menyebarkan misinformasi terkait dengan Covid-19.

Terkait  dengan bahaya misinformasi ini, badan kesehatan dunia WHO bahkan mengkategorikannya penyebaran misinformasi ini  sebagai Infodemi yang berakibat fatal dan mematikan karena saat ini fakta menunjukkan bahwa dampak terbesar  pandemi ini terjadi pada kelompok masyarakat yang belum divaksin.

Infodemi  menyangkut beredarnya  informasi  palsu atau menyesatkan baik secara digital maupun fisik saat mewabahnya penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline