Kita mungkin masih ingat ketika orang mengirim foto potongan daging yang lemaknya seolah membentuk tulisan tertentu. Demikian juga dengan foto awan yang diyakini oleh pengambil fotonya membentuk tulisan yang terkait dengan keyakinan tertentu.
Bahkan kita kemungkinan besar sering mengalaminya juga ketika pergi ke tempat tertentu menikmati alam dan mengintrepretasikan bagian alam tersebut seperti pohon dan bebatuan membentuk wajah manusia atau hewan tertentu. Bahkan ketika memandang tembok berlumut di depan rumah sekalipun kita seolah melihat gambaran wajah.
Fenomena dan kehebohan seperti ini memang tidak hanya terjadi di belahan dunia lain. Sebagai contoh selepas ledakan dasyat akibat Gudang kimia meledak dan meluluh lantakkan kota Pelabuhan di Beirut pada tahun 2020 lalu terbentuk awan yang oleh sebagian orang diterjemahkan sebagai bentuk wajah iblis.
Seringkali fenomena alam dan femonena lainnya dikaitkan dengan hal hal yang religius dan hal lainnya.
Sebagai contoh kerusakan Pedra da Gvea, sebuah batu besar di luar Rio de Janeiro, Brasil, menimbulkan kesan yang banyak diartikan sebagai wajah manusia.
Banyak orang mengira gambar yang diambil pada tahun 1976 oleh misi Viking 1 menunjukkan wajah di Mars yang mungkin merupakan sisa-sisa peradaban kuno.
Diane Duyser dari Miami menjual sandwich keju panggang berusia 10 tahun, yang katanya bergambar Yesus, seharga $28.000 di eBay pada tahun 2004
Pada tahun 2007 di Singapura, kalus di pohon menyerupai monyet, membuat orang percaya untuk memberi penghormatan kepada "dewa monyet."
Pada tahun 2012, banyak orang berziarah ke sebuah pohon di 60th Street dan Bergenline Avenue di West New York, N.J., untuk melihat bekas luka di pohon yang diyakini sebagian orang mirip dengan gambar Bunda Maria dari Guadalupe yang menggambarkan Perawan Maria.
Mengapa hal ini terjadi?
Dalam dunia ilmiah utamanya psikologi fenomena ini dikenal dengan pareidolia.