Era kolonialisme merupakan salah satu jejak kelam dalam perjalanan sejarah kemanusiaan.
Saat itu penduduk asli yang dijajah secara fisik, pikiran dan mentalnya serta diperlakukan sebagai bangsa barbar yang harus dibenahi cara hidupnya.
Ada satu hal yang dilupakan oleh para penjajah saat itu bahwa jauh sebelum orang kulit putih maju, justru penduduk asli di berbagai belahan dunia ini telah mengembangkan peradabannya untuk hidup berdampingan dengan alam secara serasi.
Saat itu karena pribumi yang dijajah dianggap sebagai manusia terkebelakang dan barbar, maka diperlukan upaya untuk "memodernisasikan" pribumi ini. Mereka harus didik dan berpikir sebagaimana kebiasaan bangsa kulit putih.
Tidak jarang di era kolonialisasi tersebut anak anak dipisahkan dari keluarganya untuk dipaksa dididik mengikuti pola pikir orang kulit putih. Tidak hanya pendidikan namun juga prilaku keseharian harus mengikuti prilaku orang kulit putih.
Sejarah mencatat bahwa pola pikir penjajah ini mengakibatkan tragedi kemanusiaan yang membekas sampai saat ini.
Minggu ini jejak kekejaman era kolonialisme di Kanada terungkap ketika ditemukan kuburan masal yang berisi kerangka 215 anak anak yang ditemukan di halaman sekolah khusus diperuntukkan mendidik penduduk pribumi Indian Kanada yang bernama the Kamloops Indian Residential School di sebelah barat British Columbia.
Penemuan ini membuat merinding karena diantara kerangka anak anak yang dikuburkan di halaman sekolah ini terdapat anak anak pribumi yang masih berumur masih 3 tahun.
Temuan ini tentunya membuka luka lama penduduk asli Kanada Indian yang telah mengalami perlakukan tidak manusiawi selama era kolonialisme.
Hal yang lebih memilukan bahwa temuan kerangka anak anak Indian ini belum pernah terdokumentasikan dalam sejarah Kanada. Artinya selama ini kematian masal anak anak Indian selama dipisahkan dari orang tuanya ini benar benar ditutupi.