Pemberitaan yang terkait dengan keluarga kerajaan Inggris yang dilakukan oleh Jurnalis memang memiliki ciri khas tersendiri dengan berbagai berita dan analisisnya yang sangat tajam dan cenderung brutal.
Tidak ada yang dapat memungkiri bahwa rasa frustrasi yang luar biasa dari Putri Diana ketika berada di istana dan kehidupan pribadinya berujung pada kematiannya sangat erat dengan kebrutalan jurnalis Inggris.
Sepeninggalnya Putri Diana dan dilanjutkan dengan pernikahan Pangeran Charles dengan pacar lamanya Camilla Parker Bowles sempat dalam beberapa saat menenangkan gosip seputar keluarga kerajaan.
Namun masuknya Meghan Markle ke lingkaran keluarga kerajaan melalui perkawinannya dengan Pengeran Harry kembali membuat panas berita keluarga kerajaan.
Berita panas ini tidak saja menyangkut masalah kehidupan keseharian saja namun sudah masuk ke ranah rasisme.
Dalam wawancaranya dengan Oprah salah satu alasan mengapa pasangan ini memutuskan keluar dari lingkaran keluarga kerajaan Inggris adalah adanya lingkaran keluarga kerajaan yang menyinggung kekhawatirannya anak mereka akan "berwarna" yang akan mencoreng kemurnian darah biru mereka yang selama diagung agungkan.
Kasus rasisme yang sudah mendunia ini memaksa Ratu Elizabeth buka suara dan menyatakan akan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Masalah rasisme di zaman modern seperti sekarang ini bukanlah masalah yang ringan karena walaupun di grassroot rasisme masih subur namun dunia menuntut hilangnya rasisme di muka bumi ini.
Jadi dapat dimengerti jika dalam kasus Meghan Markle ini Ratu Inggris harus turun langsung untuk menyelamatkan reputasinya dan keluarga kerajaan dari tuduhan melakukan tindakan rasis.
Setelah sempat reda masalah rasisme yang menimpa Meghan Markle ini kembali muncul ke permukaan.
Ketidak hadiran Meghan Markle di upacara pemakaman pangeran Phillip menjadi pemberitaan utama apalagi setelah secara terbuka Meghan Markle menyatakan bahwa dirinya tidak hadir karena tidak ingin menjadi pusat perhatian dalam upacara pemakaman tersebut.