Dalam berbagai aksi terorisme ada isilah yang seringkali kita dengar yaitu lone wolf untuk menggambarkan aksi teror perorangan yang tidak terkait dengan jaringan manapun.
Tidak banyak diantara kita yang mengetahui mengapa istilah ini seringkali dipakai. Secara harafiah lone wolf memang seringkali digunakan untuk menggambarkan orang yang melakukan aksi sendirian.
Jika ditinjau dari asal katanya sebenarnya penggunaan istilah ini kurang pas karena secara alamiah srigala itu merupakan hewan sosial yang berarti dalam melakukan kegiatan kesehariannya termasuk berburu biasanya dilakukan secara berkelompok.
Oleh sebab itu sangat jarang sekali seekor srigala memisahkan diri dari kelompok, menyendiri dan melakukan aksinya.
Dalam perjalanannya penggunaan istilah lone wolf ini terkooptasi unsur politik dan unsur lainnya karena istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang bertindak sendirian.
Jika kita tengok kembali asal muasal penggunaan isilah ini, maka kita akan menemukan bahwa penggunaan kata lone wolf sudah sangat lama sekali.
Menurut Etymology Online Dictionary, kata serigala memiliki konotasi seksual ketika pertama kali digunakan untuk menggambarkan prilaku seseorang orang.
Di jaman romawi kata serigala melambangkan hawa nafsu yang sering digunakan untuk menggambarkan nafsu seorang pelacur. Jadi tidak heran di jaman itu seorang pelacur diistilahkan sebagai srigala betina.
Namun dalam perjalannya di era Elizabethan di tahun 1847 juga digunakan untuk menggambarkan hawa nafsu laki laki.
Penggunaan isitilah srigala berbulu domba bahkan diperkirakan mulai muncul lebih awal lagi yaitu di tahun 1400 an.
Penduduk asli amerika Indian terlacak juga menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kepala suku karismatik sekaligus pahlawan yang sangat dihormati.