Saat ini turnamen Sumo sudah memasuki pertandingan yang ke 13 dan berarti sebentar lagi (2 kali pertandingan lagi) turneman Maret ini kali ini akan berakhir.
Bagi penggemar Sumo mungkin turnamen kali ini terasa sedikit hambat karena Yokozuna Hakuko pesumo paling top saat ini mengundurkan diri akibat cedera yang dialaminya.
Sampai hari ini walaupun tidak memiliki rekor kemenangan sempurna ada 3 pesumo yang menempati peringkat teratas dengan 10 kali menang dan 3 kali kalah yaitu : Takayasu dan Terunofuji, sedangkan pesumo dengan rekor 9 kali kemenangan dan 4 kali kalah ada 5 orang yaitu : Aoiyama, Hidenoumi, Wakatakakage, Takakeisho dan Asanoyama
Dalam 2 hari mendatang tentunya sudah akan ditentukan siapa dari pesumo ini yang akan menjadi juara di turnamen bulam Maret 2021 ini.
Kali ini saya akan membahas lebih dalam salah satu sisi unik dari turnamen sumo ini yaitu tradisi lempar garam dan tradisi pemberian amplop putih.
Ritual Tebar Garam
Tradisi tebar garam ini memang merupakan salah satu daya tarik turnamen sumo karena biasanya penonton bersorak ketika seorang pesumo dengan gaya khasnya masing masing melempar dan menebar garam ke udara.
Dengan gaya khas masing masing ada pesumo yang hanya sekedar menebar garam ke arena saja dan ada yang paling ekstrim menggenggam garam sebanyak banyaknya dan melemparkan garam tersebut tinggi ke udara.
Pertanyaannya yang muncul di benak kita sebagai orang awam adalah mengapa memakai garam dan apa makna dibalik tradisi terbar garam ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita melakukan kilas balik untuk mengetahui sejarah sumo sebelum membahas tebar garam ini.
Keberadaan Sumo diperkirakan dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu dan tidak dapat dipisahkan dengan kepercayaan masyarakat Jepang Shinto.