Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Teknologi Sedehana yang Menyelamatkan Lingkungan

Diperbarui: 20 Maret 2021   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asparagopsis rumput laut merah yang berdampak besar dalam pengurangan gas metana jika diberikan sebagai feed supplement. Photo: Sea Forest

Peternakan merupakan industri strategis dalam mendukung ketersediaan protein hewani yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Namun di lapangan peternakan sering dituding sebagai salah satu sektor yang berperan dalam mendegradasi lingkungan terutama dalam menghasilkan gas metana  yang merupakan komponen utama dalam emisi gas rumah kaca (greenhouse gases).

Berdasarkan hasil berbagai penelitian didapat fakta bahwa dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini dampak metana  dalam pemanasan global 25 kali  lebih besar dibandingkan  dengan CO2.

Jika dibandingkan dengan emisi gas rumah kaca tahunan yang dihasilkan dari aktivitas manusia, maka sektor peternakan tercatat berkontribusi sebesar  14,5%.

Teknologi pakan menjadikan peternakan lebih ramah lingkungan. Photo:123rf.com

Pada ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba dan kambing di dalam  saluran pencernaannya dihuni  mikroba primitif  yang dinamakan archaea.  Bakteri ini dapat hidup di dalam saluran pencernaan dengan memanfaatkan hidrogen dan CO2 yang dihasilkan dari proses  pencernakan pakan.

Namun dalam proses pemanfaatan ini bakteri ini menghasilkan gas metana  yang biasanya dikeluarkan oleh ternak melalui ke alam melalui mulut, pernafasan,  kentut  dan mekanisme pengeluaran gas lainnya.

Gas metana yang dihasilkan sama sekali tidak berguna bagi ternak ruminansia karena posisinya hanya sebagai by product bakteri yang menghuni saluran pecenaan.

Porses produksi gas metana pada ternak ruminansia. Photo:teagasc.ie

Dalam kurun waktu 30  tahun terakhir ini teknologi peternakan memang terus berkembang pesat dalam upaya menjadikan industri peternakan lebih ramah lingkungan.

Baru baru ini secercah harapan muncul untuk mengatasi besarnya jumlah gas metana yang dihasilkan dan dibuang ke alam dari peternakan sapi melalui cara yang alami.

Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh para peneliti dari Amerika dan Australia minggu ini di Jurnal ternama PLOS ONE  memang menimbulkan harapan baru bagi dunia karena hasil penelitian yang tampak sangat sederhana ini ternyata memberikan dampak sangat besar bagi pengurangan gas metana yang dihasilkan.

Pada penelitian tersebut pemberian suplemen rumput laut merah jenis Asparagopsis taxiformis sebanyak 0,25 - 0,50%  dari kebutuhan pakan harian sapi berdampak besar dalam penurunan gas metana yang dihasilkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline