Pada bulan Juni 2017, empat negara auitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir mengumumkan blokade terhadap Qatar. Negara-negara tersebut merilis daftar 13 tuntutan yang harus dipenuhi agar embargo diakhiri.
Krisis diplomatik ini bermula 5 Juni 2017 ketika keempat negara tersebut memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar dan melarang pesawat dan kapal yang terdaftar di Qatar untuk menggunakan wilayah udara dan rute laut mereka, bersama dengan Saudi.
Setelah lebih dari tiga tahun, minggu lalu blokade akhirnya dicabut. Muncul pertanyaan yang mengelitik mengapa blokade yang sama sama merugikan ini yang berupa embargo melalui darat, udara, dan laut sengketa The Gulf Cooperation Council (GCC) berakhir sekarang?
Koalisi yang dipimpin Saudi menuduh Qatar mendukung terorisme sebagai alasan utama tindakan mereka.
Qatar yang juga merupakan anggota The Gulf Cooperation Council (GCC) dituduh telah melanggar perjanjian 2014 dengan serangkaian tuduhan yang dikenal dengan 13 tuduhan dan tuntutan yang melatar belakangi konflik ini.
Dari 13 tuntutan ini ada tiga utama yaitu tuntutan utamanya yaitu mengurangi intensitas hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan koordinasi militer dengan Turki, dan menutup kantor berita Al-Jazeera.
Blokade ini dapat dianggap sebagai tindakan sepihak yang dikomandani oleh Saudi Arabia karena memang terkait erat dengan konlik dan kepentingan negara yang sedang berkonflik di wilayah ini.
Salah satu tuntutan dari keempat negara ini adalah menutup kantor berita Al Jazeera yang bermarkas di Qatar yang sedang naik daun setelah pihak koalisi yang dikomandani Amerika Serika melakukan pemboman Bagdad untuk melumpuhkan Saddam Husein.
Kantor berita ini terkenal tajam mengkritik penguasa Arab Saudi dan Mesir dengan sistem pemerintahannya yang otoriter.
Kritik pedas ini termasuk salah satunya tuduhan dan investigasi terkait keterlibatan putra mahkota Saudi dalam pembunuhan Jamal Khashoggi dan juga terkait dengan pelanggaran HAM di Arab Saudi.
Disamping itu pemblokiran Qatar ini sangat kental dengan konflik yang sedang terjadi di kawasan ini yang melibatkan Iran sebagai musuh bebuyutan Saudi Arabia.