Kampus Institut Pertanian Bogor memang sudah resmi ditutup sementara sejak beberapa minggu lalu untuk kegiatan akademik dan kegiatan lainnya kecuali untuk kegiatan penelitian yang sedang berlangsung
Memasuki kampus memang memerlukan persyaratan dan ijin khusus, sehingga hanya anggota civitas akademika tertentu saja yang diperbolehkan memasuki kampus.
Tutupnya kampus tentu saja diikuti oleh tutupnya berbagai kantin yang biasanya sangat ramai dikunjungi mahasiswa, dosen dan staf pegawai.
Tidak banyak yang jeli memang mengamati bahwa tutupnya kantin ini menimbulkan dilema dan permasalahan tersendiri pada kucing kucing tidak bertuan yang biasanya berkeliaran di kampus.
Biasanya kucing kucing yang tersebar di berbagai wilayah kampus ini mendapatkan makanannya dari sisa sisa makanan dari kantin, sehingga mereka dapat hidup dan berkembang biak dengan baik di kampus.
Tempat penampungan sampah pun kini di kampus sudah lama kosong, sehingga kucing kucing inipun tidak dapat lagi mencari makanannya di tempat tempat yang biasa mendapatnyaknya.
Bagi seorang cat lover rupanya Kang Iyep dengan nama lengkap Iyep Komala ini tergugah hatinya melihat dampak virus korona ini pada penutupan kampus yang berakibat sebagian besar kucing kucing ini kelaparan dan kekurangan suplai pakan nya.
Banyak diantara kucing kucing ini kelaparan dan kurus dan juga ada yang sedang memiliki anak dan sedang menyusui. Kondisi seperti ini tentunya akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan induk dan anak kucing ini.
Kang Iyep yang berprofesi sebagai dosen ini memang sedang menyelesaikan penelitiannya di laboratorium, sehingga secara regular dengan mematuhi semua peryaratan khusus yang diperlukan dapat masuk ke kampus mengerjakan penelitiannya.
Tidak ada yang tau pasti berapa banyak populasi kucing tidak bertuan ini di kampus IPB, namun tampaknya di setiap unit kerja ada populasi ada beberapa keluarga kucing yang hidup di sana.
Tugas kemanusiaan menangani kucing kucing yang kelaparan ini memang tidak mudah karena memerlukan komitmen, waktu dan biaya.